WASHINGTON DC, AS – Amerika Serikat dilaporkan bersiap melancarkan serangan militer ke Iran dalam waktu 24 hingga 48 jam mendatang. Informasi ini berasal dari sumber intelijen dan memperkuat kekhawatiran akan eskalasi konflik di kawasan Timur Tengah yang semakin memanas.
Berdasarkan informasi yang beredar bahwa militer AS telah mempersiapkan operasi militer sebagai respons terhadap aktivitas Iran yang dinilai membahayakan stabilitas kawasan. Meski belum ada konfirmasi resmi dari Pentagon maupun Gedung Putih, sinyal persiapan militer kian menguat.
Ketegangan AS dan Iran Semakin Meningkat
Hubungan antara AS dan Iran telah lama memanas, dipicu isu program nuklir Iran, dukungan terhadap kelompok militan di kawasan, serta serangan siber yang diduga berasal dari Teheran. Situasi kian tegang menyusul insiden terbaru di Teluk Persia yang memicu spekulasi mengenai potensi konflik terbuka.
Analis keamanan internasional Dr Michael Cohen mengatakan, *Situasi saat ini sangat kritis. Setiap langkah militer AS dapat memicu reaksi berantai di kawasan Timur Tengah.*
Pernyataan Pejabat AS dan Respons Iran
Gedung Putih belum memberikan tanggapan resmi terkait laporan rencana serangan ini. Namun, seorang pejabat senior AS yang tak ingin disebutkan namanya menyatakan “Kami terus memantau situasi di Timur Tengah dan akan mengambil langkah yang diperlukan untuk melindungi kepentingan nasional”
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani, menyatakan bahwa Iran tidak akan tinggal diam jika diserang. “Iran siap menghadapi segala bentuk agresi dan akan membalas dengan tegas,’ ujarnya dalam konferensi pers di Teheran.
Kekhawatiran Global dan Dampak Ekonomi
Ketegangan ini memicu kekhawatiran luas, termasuk dari negara-negara tetangga seperti Arab Saudi dan Israel yang memiliki kepentingan strategis di wilayah tersebut. Harga minyak global dilaporkan mulai bergejolak, dipicu oleh potensi terganggunya pasokan energi dari kawasan Teluk Persia.
Pakar geopolitik dari Universitas Oxford, Prof Sarah Langley, menegaskan, Konflik terbuka antara AS dan Iran dapat mengguncang stabilitas ekonomi global, terutama di sektor energi dan perdagangan internasional.
Seruan Internasional untuk Jalur Diplomasi
Komunitas internasional terus mendorong penyelesaian damai. Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menyerukan semua pihak untuk menahan diri. *Kami meminta semua pihak untuk menghindari tindakan yang dapat memperburuk situasi,* ujarnya dalam pernyataan resmi.
Uni Eropa dan Tiongkok juga disebut sedang berupaya melakukan mediasi, meski belum ada kepastian terkait efektivitas upaya diplomatik tersebut.
Dunia Menanti Keputusan Berikutnya
Situasi saat ini menempatkan dunia dalam ketegangan tinggi, menanti langkah selanjutnya dari Washington dan Teheran. Apakah konfrontasi militer dapat dihindari atau akan terjadi bentrokan besar, masih menjadi pertanyaan besar yang menghantui komunitas global.