JAKARTA – Sebuah bar yang terletak di Mall Permata Hijau, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan diduga menggelar pesta LGBT. Dugaan pesta tersebut memicu protes keras dari masyarakat.
Menanggapi hal tersebut, pihak manajemen akhirnya memutuskan untuk menutup operasional bar tersebut. Keputusan penutupan ini diumumkan secara resmi dan dipasang di pintu masuk bar, dengan penghentian operasional dimulai sejak 1 Januari 2025.
“Sejak 1 Januari, bar ini tidak lagi beroperasi. Penutupan dilakukan karena ada protes keras dari warga terkait kegiatan yang viral di media sosial,” kata Lurah Grogol Utara, M. Rasyid Darwis, saat dikonfirmasi pada Senin (6/1/2025).
Dugaan pesta LGBT yang memicu peristiwa ini terjadi pada malam pergantian tahun, tepatnya pada 31 Desember 2024 hingga 1 Januari 2025. Warga sekitar sebenarnya sudah mengajukan keluhan kepada pihak pengelola mall sejak dua bulan lalu, meminta agar bar tersebut ditutup karena berbagai masalah, salah satunya terkait isu prostitusi yang sering beredar.
Isu ini semakin memuncak dengan adanya dugaan pesta LGBT yang terjadi pada malam tahun baru.
“Warga awalnya hanya meminta bar tutup pukul 2 pagi, namun mereka semakin keras meminta bar ditutup lebih awal dan tidak melanjutkan operasionalnya,” ujar Rasyid.
Menurutnya, selain masalah yang beredar di media sosial, keributan antar pengunjung juga menjadi alasan tambahan bagi warga untuk merasa resah dan khawatir.
Isu prostitusi yang beredar memang belum terbukti secara pasti, namun kegelisahan masyarakat terus berkembang. Proses mediasi dengan pihak mall sudah dilakukan tiga kali, dua kali oleh pihak manajemen mall dan warga, serta sekali lagi oleh pihak kecamatan. Sebagai hasilnya, pemilik bar akhirnya sepakat untuk menutup operasionalnya.
“Pada malam kejadian, semua pengunjung yang hadir adalah laki-laki berusia lebih dari 20 tahun. Mereka tidak ada yang ditahan karena membubarkan diri dengan sadar setelah mendapat protes dari warga. Suasana tetap terkendali, tanpa kekerasan. Setelah itu, pada pagi 1 Januari, pemilik bar mengumumkan penutupan tempat tersebut,” ujar Rasyid.
Walaupun belum ada laporan resmi mengenai dugaan prostitusi atau pesta LGBT tersebut ke pihak kepolisian, polisi sudah mulai menyelidiki isu tersebut dengan mengumpulkan informasi dari warga dan karyawan bar. Kasie Humas Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Nurma Dewi, menjelaskan bahwa pihak kepolisian masih mendalami kebenaran isu yang beredar.
“Saat ini belum ada laporan resmi yang masuk terkait dugaan prostitusi atau pesta LGBT. Namun, kami sudah mengumpulkan keterangan di lapangan, baik dari warga maupun karyawan bar tersebut, dan kami akan terus memeriksa masalah ini lebih lanjut,” katanya