JAKARTA – Kasus teror paket kelapa babi di kantor Tempo diketahuai dikirim melalui layanan ojek online (ojol). Bareskrim Polri kini bergerak cepat untuk mengungkap misteri ini dengan petunjuk terbaru yang mengejutkan.
Diripidum Bareskrim Polri, Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro, mengungkapkan bahwa pengiriman teror paket kepala babi di Kantor Tempo melibatkan seorang driver ojol yang kini tengah diperiksa sebagai saksi kunci.
“Hari ini, salah satu saksi (driver ojol) yang mengirim sedang kami periksa,” ujar Djuhandani di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta.
Namun, ia belum mengungkapkan lebih lanjut tentang apakah driver tersebut hanya kurir yang tak tahu menahu atau terlibat lebih dalam.
Aksi Teror Berulang yang Menyeramkan
Ini bukan pertama kalinya Tempo menjadi sasaran teror. Sebelumnya, redaksi yang berlokasi di Palmerah Barat, Jakarta Selatan, juga menerima paket berisi bangkai tikus dengan kepala terpenggal. Dua insiden mengerikan dalam waktu dekat ini jelas bukan kebetulan. Bareskrim menduga adanya pola intimidasi yang dirancang untuk menekan kebebasan pers.
Djuhandhani menegaskan bahwa penyelidikan sedang berjalan intensif. Timnya telah memeriksa delapan saksi dan menganalisis rekaman CCTV di sekitar lokasi. Namun, ia masih belum bisa memastikan apakah pelaku di balik kepala babi dan bangkai tikus adalah orang yang sama.
“Kan belum tahu, kalau sudah tahu kita tangkap,” tegasnya, menunjukkan komitmen polisi untuk membongkar kasus ini sampai tuntas.
Driver Ojol Jadi Kunci Misteri Teror Paket Kepala Babi di Kantor Tempo
Fakta bahwa paket tersebut dikirim melalui ojol menambah lapisan misteri dalam kasus ini. Bagaimana bisa layanan yang biasanya digunakan untuk mengantar makanan atau barang menjadi alat untuk teror? Polisi kini fokus melacak jejak digital transaksi ojol, berharap bisa menemukan petunjuk yang mengarah ke pelaku utama.
Driver yang diperiksa dikabarkan hanya menerima pesanan seperti biasa, tetapi apakah ia mengetahui isi paket yang mengerikan itu? Jawabannya masih belum jelas.
Ancaman terhadap Kebebasan Pers
Kasus ini lebih dari sekadar kriminal biasa. Pengiriman kepala babi dan bangkai tikus ke kantor Tempo dianggap sebagai serangan terbuka terhadap jurnalisme di Indonesia. Banyak pihak, termasuk anggota DPR dan Komnas HAM, mendesak polisi untuk segera bertindak.
“Ini ancaman serius terhadap demokrasi dan kebebasan pers,” kata anggota Komisi III DPR, Martin Daniel Tumbelaka, dalam pernyataan sebelumnya.
Sementara itu, Tempo sendiri telah melaporkan kejadian ini ke Bareskrim pada 21 Maret 2025. Redaksi menegaskan tidak akan mundur meski terus diintimidasi. Dukungan dari publik dan berbagai institusi, termasuk tawaran bantuan dari TNI, semakin memperkuat semangat mereka.
Apa Langkah Selanjutnya?
Dengan penyelidikan yang terus bergulir, publik menanti hasil kerja Bareskrim. Apakah kasus ini hanya ulah individu iseng, atau ada konspirasi besar di baliknya? Yang jelas, teror ini telah menarik perhatian nasional dan menjadi pengingat bahwa kebebasan berekspresi harus terus diperjuangkan.