JAKARTA – Presiden Kelima RI, Megawati Soekarnoputri, mengungkapkan bahwa dirinya berdiskusi dengan Pemimpin Umat Katolik Dunia, Paus Fransiskus, mengenai isu pemanasan global saat bertemu di kediaman Casa Santa Marta, Vatikan, Roma, Italia, Jumat (7/2).
Pertemuan tersebut berlangsung usai Megawati menghadiri World Leaders Summit on Children’s Rights sebagai pembicara atas undangan pribadi dari Paus Fransiskus.
“Saya memang mendapat undangan secara pribadi dari beliau, karena yang paling utama sebetulnya adalah beliau setelah bertemu dengan saya dan kita bicara soal masalah kebangsaan,” ujar Megawati dalam keterangannya di Jakarta, Jumat malam.
Megawati menyebut bahwa Paus Fransiskus tertarik dengan konsep Pancasila dan nilai gotong royong. Dalam pidatonya di konferensi tersebut, ia juga menjelaskan bahwa Pancasila memiliki prinsip yang bersifat universal.
“Lalu juga yang terutama beliau sangat interest dengan Pancasila, gotong royong seperti juga mungkin yang kalian dengar waktu saya datang ke summit, dalam pidato saya kan saya juga menerangkan kalau di dalam kehidupan manusia itu sebetulnya Pancasila itu dapat diikuti karena itu sebetulnya internasional,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa Pancasila bukan hanya milik Indonesia, tetapi juga dapat diterapkan secara luas karena mengandung nilai-nilai fundamental seperti Ketuhanan Yang Maha Esa dan perikemanusiaan.
Megawati juga membahas perubahan global yang mengkhawatirkan, termasuk meningkatnya konflik dunia yang seharusnya sudah bisa dihindari.
“Seperti kalau beliau juga sangat setuju karena saya mengatakan perikemanusiaan, kalau dilihat sekarang ini terjadi perubahan di dunia yang sangat mengkhawatirkan karena seharusnya sudah tidak ada perang tetapi berjalan perang,” tambahnya.
Selain itu, Paus Fransiskus juga menyampaikan kekhawatirannya mengenai pemanasan global yang masih diabaikan oleh banyak pihak.
“Dan juga beliau yang paling juga dikhawatirkan itu adalah masalah global warming. Tetapi kelihatannya manusia tidak peduli dengan global warming ini,” katanya.
Megawati kemudian mengungkapkan saran yang ia berikan kepada Paus terkait isu lingkungan ini.
“Saya mengatakan kepada beliau, saya titip kepada, kami harus memanggilnya Holy Father, bahwa mengapa manusia itu tidak terlalu care dengan global warming, beliau langsung mengangkat jempolnya dua dua dan beliau hanya bilang, ‘Saya setuju sekali’,” ungkapnya.
Megawati menambahkan bahwa Vatikan telah membangun pusat penelitian khusus mengenai perubahan iklim, termasuk dampak pencairan es di Kutub Utara dan Selatan yang kini semakin parah.