JAKARTA – Penderitaan panjang dialami Robiin, Eks anggota DPRD Kabupaten Indramayu, yang kini terjebak dalam penyekapan di Myanmar. Selama dua tahun, Robiin dipaksa bekerja sebagai scammer online dan menerima penyiksaan fisik serta mental.
Perjalanan Robiin Sebelum Terkapar di Myanmar
Robiin sebelumnya dikenal sebagai anggota DPRD Kabupaten Indramayu dari Partai Nasdem pada periode 2014-2019. Pada 2019, ia kembali mencalonkan diri untuk mempertahankan kursinya namun gagal setelah perolehan suaranya tak mencukupi. Kecewa dengan hasil tersebut, Robiin pun mencari peluang lain untuk bertahan hidup.
Tawaran pekerjaan dengan gaji tinggi yang ia terima lewat media sosial terdengar menggiurkan. Demi mendukung keluarganya, Robiin kemudian memutuskan untuk berangkat ke Thailand, yang ternyata berujung pada petaka. Ia disekap oleh kelompok yang memaksa dirinya bekerja sebagai scammer online di Myanmar.
Video Viral Meminta Pertolongan
Baru-baru ini, sebuah video berdurasi 53 detik yang menunjukkan Robiin bersama tiga WNI lainnya beredar luas di media sosial. Dalam video tersebut, mereka memohon kepada Presiden Prabowo Subianto untuk segera menolong dan memulangkan mereka. Robiin dan tiga temannya mengungkapkan penderitaan yang mereka alami, seperti penyiksaan fisik dan tekanan psikologis yang sudah berlangsung selama dua tahun.
“Kami disekap, disetrum, tolong kami sudah tidak kuat di sini. Semua sudah tertekan,” pinta Robiin dengan suara penuh harapan dalam video yang kini viral tersebut.
Istri Robiin Ungkap Kekhawatiran
Istri Robiin, Yuli Asmi, mengkonfirmasi bahwa video yang beredar memang melibatkan suaminya. Namun, ia khawatir dengan potensi bahaya yang mungkin timbul akibat tersebarnya video tersebut. Yuli menjelaskan bahwa video itu dibuat beberapa bulan lalu dan hanya digunakan untuk mendokumentasikan perjuangan mereka dalam meminta bantuan kepada pemerintah.
“Video itu bukan kemauan mereka, mungkin karena ada kebocoran. Tapi ini menjadi jalan untuk mengembalikan mereka. Semoga saja dengan bantuan ini mereka bisa segera pulang,” ungkap Yuli melalui sambungan telepon.
Perjuangan Tak Kenal Lelah
Yuli Asmi tidak berhenti berjuang untuk memulangkan suaminya. Dia sudah melaporkan kejadian ini kepada pihak KBRI di Myanmar dan berusaha keras mencari jalan keluar. “Saya sudah dihubungi oleh Pak Arif Hidayatullah dari Kedubes Indonesia. Mereka memberikan informasi tentang hotline KBRI untuk membantu memulangkan mereka,” ujarnya.
Saat ini, Robiin dan teman-temannya masih berada dalam situasi yang sangat berbahaya, dan keluarga berharap agar pemerintah Indonesia segera mengambil langkah tegas untuk membawa mereka pulang.