JAKARTA – Di tengah dinamika nilai tukar yang tak henti menguji ketahanan pasar, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa fondasi ekonomi Indonesia tetap kokoh.
Meski rupiah mengalami pasang surut, pemerintah optimistis stabilitas ekonomi nasional terjaga berkat strategi jitu dan indikator yang solid.
Pernyataan ini disampaikan Airlangga usai mengikuti rapat bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Rabu, 26 Maret 2025.
Airlangga menyoroti tiga pilar utama yang menjadi penopang kekuatan ekonomi Tanah Air.
Cadangan devisa yang melimpah, neraca perdagangan yang surplus, serta kebijakan penyimpanan devisa hasil ekspor (DHE) di dalam negeri menjadi bukti nyata ketangguhan fundamental ekonomi.
“Ya rupiah seperti biasa berfluktuasi, tetapi tentu kami lihat secara fundamental kuat, kemudian juga kami lihat nanti secara jangka menengah dan panjang,” ujarnya.
Kebijakan DHE, lanjutnya, menjadi tameng strategis untuk mencegah tekanan eksternal yang berlebihan terhadap rupiah.
Lebih jauh, Airlangga menilai gejolak rupiah belakangan ini sebagai dinamika pasar yang wajar. Ia menekankan bahwa pemerintah telah mengambil langkah proaktif untuk memastikan stabilitas jangka panjang.
“Kita ‘kan sudah melaksanakan yang namanya devisa hasil ekspor. Jadi, kita tidak ter-corner ke depan sehingga fundamental devisa hasil ekspor juga akan memperkuat posisi rupiah,” katanya dengan nada optimis.
Data terkini pun menunjukkan sinyal positif: pada Rabu pagi, rupiah menguat 8 poin menjadi Rp16.604 per dolar AS, dan ditutup pada Rp16.588 per dolar AS, naik 24 poin dari posisi sebelumnya.***