JAKARTA – Harapan Liverpool untuk terus menjaga tren positif di Premier League harus sirna di tangan Fulham, Minggu (6/4/2025) malam WIB.
Bermain di Craven Cottage, skuad asuhan Arne Slot tampil ceroboh dan tak konsisten dalam bertahan.
Kekalahan 3-2 ini sekaligus memutus rekor tak terkalahkan mereka di liga yang telah bertahan selama 26 pertandingan.
Seperti dilansir Thisisanfield.com, Fulham tampil efektif, memanfaatkan setiap celah kelemahan lini belakang Liverpool.
Meski sempat tertinggal lebih dulu, tuan rumah bangkit dengan mencetak tiga gol dalam waktu singkat di babak pertama.
Liverpool membalas satu gol di babak kedua, tapi gagal menyelamatkan poin.
Pertahanan Liverpool yang selama ini jadi fondasi kekuatan tim justru jadi titik lemah.
Kecerobohan individu, buruknya koordinasi, hingga lemahnya transisi bertahan menjadi penyebab utama kekalahan memalukan ini.
Dominasi Mac Allister Tak Mampu Redam Fulham
Laga dibuka dengan tekanan mental bagi Liverpool yang hanya butuh empat kemenangan lagi untuk mengunci gelar juara, terlebih Arsenal hanya meraih hasil imbang sehari sebelumnya. Namun, mereka tampil tidak fokus sejak awal laga.
Alexis Mac Allister menjadi titik terang dengan gol indah dari luar kotak penalti pada menit ke-14.
Tembakan kerasnya ke pojok gawang menjadi salah satu gol terbaik musim ini dan membuka keunggulan The Reds.
Sayangnya, keunggulan itu cepat sirna. Ryan Sessegnon menyamakan kedudukan lewat tembakan yang tak mampu dihalau Kelleher setelah menerima bola liar dari sapuan gagal Curtis Jones.
Lini pertahanan makin kacau saat Andy Robertson salah umpan di area kotak penalti, memberi ruang pada Iwobi yang mencetak gol kedua Fulham lewat defleksi.
Petaka belum berhenti. Kali ini, Van Dijk yang jadi korban. Rodrigo Muniz melewatinya dengan mudah dan memperbesar keunggulan Fulham menjadi 3-1 di menit ke-37. Dalam waktu 14 menit, Liverpool kebobolan tiga gol.
Perubahan Terlambat, Upaya Tak Cukup
Arne Slot memilih tak melakukan pergantian di awal babak kedua meski tertinggal dua gol. Peluang emas pertama datang lewat Diogo Jota, namun usahanya digagalkan kiper Fulham, Leno.
Masuknya Diaz dan Elliott pada menit ke-55 memberikan angin segar. Permainan jadi lebih agresif. Salah mendapat peluang tapi tendangannya melebar.
Hingga akhirnya pada menit ke-72, Diaz mencetak gol kedua Liverpool usai menyambar umpan matang dari Conor Bradley.
Liverpool menggempur pertahanan Fulham di menit-menit akhir. Elliott bahkan hampir menyamakan kedudukan lewat sepakan keras yang membentur tiang gawang.
Namun, upaya mereka kandas. Slot mencoba strategi tiga bek di menit akhir dengan masuknya Chiesa menggantikan Robertson dan menurunkan Gravenberch sebagai bek tengah.
Kesalahan Individu
Kekalahan ini menjadi alarm keras bagi Liverpool. Di saat-saat penting menuju perebutan gelar, kesalahan elementer di lini belakang tak bisa dibiarkan. Konate, Robertson, dan Van Dijk tampil di bawah performa terbaik mereka.
Meski masih butuh 11 poin lagi untuk menjadi juara, Liverpool tak boleh terus bermain seperti ini.
Ketajaman lini serang tidak akan cukup jika tidak dibarengi pertahanan solid. Fulham telah membuktikan bahwa bahkan kandidat juara pun bisa tumbang jika kehilangan disiplin dan intensitas.
Kekalahan ini menjadi yang pertama bagi Liverpool di laga tandang musim ini dan yang kedua secara keseluruhan di liga, mengakhiri rentetan panjang tanpa kekalahan.
Meski demikian, Liverpool tetap berada di jalur juara dengan hanya membutuhkan 11 poin lagi untuk mengamankan gelar.
Namun, penampilan mereka yang jauh dari kata konsisten, terutama di lini pertahanan, menjadi sorotan besar setelah pertandingan ini.
Susunan Pemain
Liverpool:
Kelleher; Jones, Konate (Bradley 67’), Van Dijk, Robertson (Chiesa 82’); Gravenberch, Szoboszlai (Elliott 55’), Mac Allister; Salah, Gakpo (Diaz 55’), Jota (Nunez 66’)
Fulham:
Leno; Castagne, Andersen, Bassey, Robinson; Berge, Lukic; Sessegnon, Pereira, Iwobi; Muniz.***