JEPANG – Nissan Motor Co. mengalami pergantian kepemimpinan setelah CEO Makoto Uchida resmi mengundurkan diri.
Keputusan ini muncul setelah kegagalan merger dengan Honda dan penurunan kinerja keuangan perusahaan dalam beberapa tahun terakhir. Ivan Espinosa, yang sebelumnya menjabat sebagai Chief Planning Officer, ditunjuk sebagai penggantinya mulai 1 April 2025.
Mengutip Carscoops, sejak menjabat pada 2019, Uchida menghadapi berbagai tantangan, termasuk upaya merger dengan Honda yang tidak membuahkan hasil.
Nissan juga mengalami penurunan penjualan serta laporan keuangan yang mengecewakan pada 2024, yang akhirnya memicu restrukturisasi besar-besaran, termasuk pengurangan produksi dan pemutusan hubungan kerja.
Direktur Independen sekaligus Ketua Dewan Nissan, Yasushi Kimura, menyebut perubahan kepemimpinan ini sebagai langkah strategis untuk menghadapi tantangan industri.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa Espinosa adalah sosok yang tepat untuk memimpin perusahaan dalam situasi sulit ini.
Dengan pengalaman luas di Nissan, termasuk di Meksiko dan Asia Tenggara, serta dalam perencanaan kendaraan listrik, Espinosa diharapkan dapat mengembalikan Nissan ke jalur pertumbuhan dan meningkatkan daya saingnya di industri otomotif global.
Selain pergantian CEO, Nissan juga melakukan perombakan manajemen sebagai bagian dari strategi restrukturisasi.
Meskipun merger dengan Honda gagal, Nissan masih membutuhkan dukungan finansial untuk bertahan.
Menurut laporan Arena EV, pemerintah Jepang bahkan membentuk tim khusus guna meyakinkan Tesla agar berinvestasi di Nissan. Langkah tersebut ditempuh untuk menghindari akuisisi oleh perusahaan otomotif China yang terus memperkuat posisinya di industri global.
Tim yang beranggotakan tokoh berpengaruh, seperti Hiro Mizuno (mantan anggota dewan Tesla) dan Yoshihide Suga (mantan Perdana Menteri Jepang), bertugas meyakinkan Tesla bahwa pabrik Nissan di Amerika Serikat bisa menjadi aset strategis untuk meningkatkan produksi domestik, terutama setelah ancaman tarif dari kebijakan Donald Trump.
Namun, Financial Times melaporkan bahwa beberapa analis meragukan minat Tesla terhadap Nissan, mengingat Tesla telah memiliki kapasitas produksi besar dan baru saja mengalami penurunan pengiriman tahunan pertamanya pada 2024.