MANOKWARI – Gempa bumi berkekuatan magnitudo 4.4 mengguncang wilayah Manokwari, Papua Barat, pada Senin (8/9/2025) pukul 07.37 WIB. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan gempa ini tidak berpotensi memicu tsunami, namun getarannya cukup dirasakan oleh warga setempat.
Berdasarkan analisis BMKG, episentrum gempa terletak di laut, sekitar 17 km timur laut Manokwari, pada koordinat 0.75 Lintang Selatan (LS) dan 134.16 Bujur Timur (BT). Gempa terjadi pada kedalaman dangkal, yakni 10 km di bawah permukaan laut.
“Mag:4.4, 08-Sep-25 07:37:45 WIB, Lok: 0.75 LS, 134.16 BT (Pusat gempa berada di laut 17 km Timur Laut MANOKWARI), Kedalaman: 10 Km,” demikian keterangan resmi BMKG melalui akun X @infoBMKG.
Getaran gempa ini dirasakan di wilayah Manokwari dengan intensitas II-III MMI, yang berarti getaran terasa nyata di dalam rumah, seolah-olah ada truk lewat, dan beberapa benda ringan seperti lampu gantung bergoyang. Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan resmi mengenai kerusakan atau korban akibat gempa tersebut.
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Manokwari, Andi Haeruddin, menjelaskan bahwa gempa ini merupakan jenis gempa dangkal yang dipicu oleh aktivitas sesar aktif di wilayah laut Manokwari.
“Kami terus memantau potensi gempa susulan, namun hingga kini belum ada laporan aftershock,” ujarnya. Ia juga mengimbau warga untuk tetap tenang dan waspada terhadap informasi yang tidak jelas sumbernya.
BMKG menegaskan bahwa data gempa ini bersifat sementara untuk mengutamakan kecepatan informasi.
“Disclaimer: Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data,” tulis BMKG dalam keterangannya.
Warga Manokwari diimbau untuk memeriksa kondisi bangunan tempat tinggal mereka guna memastikan ketahanan terhadap guncangan gempa. Masyarakat juga diminta menghindari bangunan yang sudah retak atau rusak untuk mencegah risiko cedera.
Gempa ini menjadi pengingat bahwa wilayah Papua Barat, termasuk Manokwari, berada di zona seismik aktif karena posisinya di pertemuan lempeng tektonik.
BMKG terus mengedukasi masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana alam, termasuk dengan memanfaatkan informasi resmi dari kanal BMKG atau aplikasi daring yang terpercaya.





