JAKARTA – Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat I Pusdokkes Polri (RS Polri) Kramat Jati, Jakarta Timur, terus mengupayakan identifikasi mendalam terhadap sembilan kantong jenazah korban kebakaran Glodok Plaza, Jakarta Barat.
Dengan kondisi jasad yang sulit dikenali akibat terbakar, tim forensik memanfaatkan pemeriksaan jaringan otot, kulit, hingga rambut sebagai metode identifikasi.
“Tapi yang postmortem lebih sulit karena hampir semua bagian tulang terdegradasi sehingga kita harus mencari lebih dalam lagi melalui jaringan yang ada pada tubuh.”
“Contohnya jaringan yang ada pada otot, kulit, atau rambut,” jelas Brigjen Pol Sumy Hastry Purwanti, Kepala Biro Laboratorium Kedokteran dan Kesehatan (Labdokkes) RS Polri, dalam konferensi pers di RS Polri Kramat Jati, Jumat.
RS Polri telah mengumpulkan 32 sampel DNA postmortem dari sebelas kantong jenazah korban kebakaran yang terjadi pada Rabu (15/1).
Selain itu, satu kantong jenazah tambahan yang tiba pada Kamis (23/1) masih dalam proses pemeriksaan dan pengambilan sampel.
Sumy menjelaskan bahwa data postmortem tersebut akan dicocokkan dengan data antemortem yang telah diterima dari keluarga korban.
“Ada sekitar 32 postmortem yang diterima oleh pihaknya guna mengidentifikasi korban kebakaran Glodok Plaza. Pihaknya akan mencocokkan 32 data postmortem dengan antemortem yang dikirim ke RS Polri Kramat Jati,” ujarnya.
Hingga saat ini, RS Polri telah berhasil mengidentifikasi tiga dari total 14 korban yang dilaporkan hilang dalam insiden kebakaran tersebut.
Proses ini dilakukan berdasarkan data dari 14 kantong berisi bagian tubuh korban. Sementara itu, sembilan kantong jenazah lainnya masih dalam tahap identifikasi lebih lanjut.
“Kami sudah mengambil sampel antemortem dari 14 keluarga yang semua datanya sudah ada pada kami. Kami masih terus bekerja sampai profil DNA benar-benar keluar secara maksimal,” tegas Sumy.
Proses identifikasi menjadi tantangan besar karena kondisi jasad yang sebagian besar terbakar hingga sulit dikenali secara visual.
Tim forensik pun bekerja keras untuk memastikan hasil identifikasi akurat guna memberikan kepastian bagi keluarga korban.
Dalam tragedi kebakaran ini, RS Polri terus memaksimalkan teknologi forensik modern, termasuk pemanfaatan DNA dari berbagai jaringan tubuh.
Dengan pemeriksaan yang teliti, diharapkan proses identifikasi korban dapat segera selesai, memberikan kejelasan bagi pihak keluarga serta mendukung proses penanganan insiden secara keseluruhan.
Tiga jenazah yang berhasil diidentifikasi itu berdasarkan pemeriksaan DNA dan medis adalah:
- Zukhi Fitria Rahdja, laki-laki 42 tahun, teridentifikasi berdasarkan pemeriksaan DNA
- Aulia Belinda Kurapak, perempuan 28 tahun, teridentifikasi berdasarkan pemeriksaan DNA dan medis
- Osima Yukari, perempuan 29 tahun, teridentifikasi berdasarkan pemeriksaan DNA.
Sementara sembilan kantong jenazah lainnya yang berisi potongan tubuh yang belum berhasil diidentifikasi.
Adapun 14 korban hilang yang dilaporkan, yakni Ade Aryati (29), Sinta Amelia (20), Aldrinas (29), Aulia Belinda (28), Osima Yukari (29), Deri Saiki (25), Indira Seviana Bela (25) dan Keren Shalom J (21).
Lalu Intan Mutiara (26), Desty dan Zukhi Radja (42), Chika Adinda Yustin (26), Muljadi (56), serta Dian Cahyadi (38).***