JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencatatkan penguatan signifikan pada penutupan perdagangan Selasa (25/3/2025).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup naik 1,21 persen atau bertambah 74 poin, sehingga mengakhiri sesi perdagangan di level 6.235,62.
Penguatan ini terjadi meskipun nilai tukar rupiah mengalami tekanan di tengah kondisi global yang masih penuh ketidakpastian.
Analis menilai bahwa pasar saham Indonesia menunjukkan ketahanan yang kuat, didukung oleh optimisme investor dan langkah intervensi yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI).
IHSG pada perdagangan hari ini menjadi yang terkuat di Kawasan Asia Pasifik.
Nikkei 225 Jepang, naik 0,46%, Indeks Taiwan naik 0,75%, All Ordinaries Australia terdongkrak 0,11%, Kuala Lumpur KLCI menguat , 0,65% dan Straits Time Singapura naik 0,46%.
Tim Analis Pilarmas Investindo Sekuritas menjelaskan bahwa IHSG mampu rebound meskipun rupiah mengalami depresiasi.
“Indeks IHSG berbalik menguat di tengah tekanan terhadap nilai tukar rupiah yang terus mengalami pelemahan. Sementara itu, Bank Indonesia meningkatkan upaya intervensi pasar secara tegas dan terukur guna menahan kejatuhan rupiah,” ujar Tim Pilarmas dalam risetnya.
Strategi Triple Intervention Bank Indonesia
Bank Indonesia mengambil langkah konkret untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah melalui strategi triple intervention.
Strategi ini mencakup intervensi di pasar spot, domestic non-deliverable forward (DNDF), serta pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.
“Langkah ini bertujuan untuk memastikan keseimbangan antara ketersediaan dan permintaan valuta asing (valas) di dalam negeri, terutama dalam kondisi volatilitas tinggi,” tambah Tim Pilarmas.
Meskipun rupiah menghadapi tekanan, langkah BI ini dipandang positif oleh pelaku pasar karena dapat menjaga stabilitas ekonomi secara keseluruhan.
Aktivitas perdagangan di Bursa Efek Indonesia hari ini cukup tinggi dengan volume transaksi mencapai 16,63 miliar lembar saham.
Frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 952.500 kali transaksi, dengan total nilai perdagangan menyentuh Rp14,63 triliun.
Sementara itu, kapitalisasi pasar mencapai Rp10.667 triliun, mencerminkan optimisme investor terhadap prospek jangka panjang pasar modal Indonesia.
Dari total saham yang diperdagangkan:
- 343 saham mengalami kenaikan harga
- 334 saham stagnan
- 281 saham mengalami penurunan harga
Dari sisi sektor, saham sektor finansial mencatat kenaikan tertinggi sebesar 2,93 persen, sementara saham sektor teknologi mengalami penurunan paling dalam sebesar 0,40 persen.
Investor Asing Catat Net Buy Rp420,19 Miliar
Investor asing juga aktif dalam perdagangan hari ini dengan mencatatkan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp420,19 miliar.
Saham-saham yang paling banyak diborong oleh investor asing antara lain:
- Bank Negara Indonesia (BBNI)
- Telkom Indonesia (TLKM)
- Mitra Adiperkasa (MAPI)
- Perusahaan Gas Negara (PGAS)
- Barito Renewables Energy (BREN)
Di sisi lain, pasar juga merespons positif pembentukan struktur organisasi Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
Tim Analis Pilarmas menyatakan bahwa kejelasan dalam struktur organisasi ini menjadi sinyal positif bagi investor.
“Terbentuknya struktur tersebut memberikan harapan bahwa para pengurus dapat bekerja secara profesional dan mampu membuktikan kinerjanya,” ungkap Tim Pilarmas.
Pasar berharap kehadiran BPI Danantara dapat memberikan dampak nyata dalam mendukung investasi strategis, sehingga mampu meningkatkan kepercayaan investor untuk kembali masuk ke pasar modal Indonesia.
Outlook Pasar Saham
Penguatan IHSG hari ini menunjukkan ketahanan pasar modal Indonesia di tengah tekanan global.
Dengan adanya dukungan intervensi dari Bank Indonesia dan optimisme terhadap kebijakan pemerintah, IHSG diproyeksikan tetap memiliki potensi untuk bergerak positif dalam beberapa waktu ke depan.
Namun, pelaku pasar tetap disarankan untuk mencermati pergerakan nilai tukar rupiah serta perkembangan ekonomi global yang masih penuh ketidakpastian.***