JATENG – Presiden Prancis Emmanuel Macron tiba di Indonesia untuk kunjungan kenegaraan, salah satunya mengunjungi Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah, Kamis (29/5/2025). Bersama Presiden RI Prabowo Subianto, Macron meninjau laboratorium bahasa Prancis yang menjadi kebanggaan Akmil, sebagai bagian dari upaya mempererat hubungan diplomatik kedua negara yang telah terjalin selama 75 tahun.
Laboratorium Bahasa Prancis: Jembatan Pendidikan Militer Indonesia-Prancis
Fokus utama kunjungan Macron di Akmil adalah laboratorium bahasa Prancis, fasilitas canggih yang mempersiapkan prajurit TNI untuk menempuh pendidikan di Prancis. Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menjelaskan, “Presiden Macron akan berkunjung melihat laboratorium bahasa Prancis di mana para prajurit-prajurit perwira dan juga bintara yang akan berangkat ke Prancis sudah mahir untuk bahasa Prancis.”
Fasilitas ini mendukung 104 prajurit TNI dari berbagai matra—40 dari Angkatan Darat, 30 dari Angkatan Laut, dan 30 dari Angkatan Udara—serta empat pelatih, untuk menguasai bahasa Prancis guna mengoperasikan alutsista buatan Prancis, seperti pesawat tempur Rafale dan kapal selam Scorpene.
Program pelatihan ini, yang didukung oleh tenaga pengajar dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bahasa Kementerian Pertahanan serta dosen Universitas Negeri Yogyakarta, menjadi simbol kerja sama strategis kedua negara di bidang pertahanan. Kunjungan ini tidak hanya menyoroti kesiapan prajurit Indonesia, tetapi juga memperkuat komitmen bilateral dalam transfer teknologi dan pengetahuan.
Dari Akmil ke Borobudur, Diplomasi Berpadu dengan Budaya
Usai meninjau Akmil, Macron dan Prabowo akan melanjutkan perjalanan ke Candi Borobudur, situs warisan dunia UNESCO yang menjadi ikon budaya Indonesia. Kunjungan ini merupakan permintaan khusus dari pemerintah Prancis, dengan Macron mengisyaratkan adanya “kejutan” berupa penandatanganan perjanjian persahabatan di lokasi tersebut.
“Ada besok perjanjian yang akan ditandatangani di Borobudur, persahabatan antara Indonesia dan Prancis,” ujar Macron dalam pernyataan bersama di Istana Merdeka, Rabu (28/5/2025).
Persiapan di Borobudur telah dilakukan dengan matang, termasuk pemasangan stalift untuk memudahkan akses tanpa merusak situs bersejarah. Kepala PCO Hasan Nasbi menegaskan, “Jadi untuk kunjungan itu lebih kepada kita mempersiapkan fasilitas yang memudahkan kunjungan Presiden Macron agar bisa menikmati keindahan dan kemegahan Borobudur secara keseluruhan.”
Perjalanan Penuh Makna dengan Helikopter dan Pengamanan Ketat
Kedatangan Macron dan Prabowo di Magelang diawali dengan penerbangan helikopter dari Bandara Internasional Yogyakarta (YIA), menunjukkan koordinasi logistik yang cermat. Sebanyak tujuh helikopter disiapkan untuk mengangkut rombongan, termasuk sejumlah menteri, dengan pengamanan ketat dari ribuan personel gabungan. Meski demikian, pihak berwenang memastikan operasional bandara dan lalu lintas di Magelang tetap berjalan normal dengan penyesuaian minimal.
Momen Diplomasi yang Mengesankan
Kunjungan ini bukan hanya tentang pertahanan dan budaya, tetapi juga simbol kedekatan dua bangsa. Sebelumnya, Macron dan Prabowo telah menggelar pertemuan bilateral di Istana Merdeka, Jakarta, pada 28 Mei 2025, yang menghasilkan kesepakatan penting, termasuk Letter of Intent (LoI) untuk pembelian alutsista. Macron juga mengundang Prabowo untuk menghadiri perayaan Hari Bastille pada 14 Juli 2025, menegaskan ikatan yang semakin erat antara Indonesia dan Prancis.
Dengan agenda yang kaya makna, kunjungan Macron ke Akmil Magelang dan Candi Borobudur menjadi sorotan dunia sebagai wujud diplomasi modern yang memadukan pendidikan, teknologi, dan warisan budaya. Setelah dari Magelang, Macron dan Ibu Negara Brigitte Macron akan melanjutkan perjalanan ke Singapura, menutup lawatan tiga hari yang penuh kesan di Indonesia.
Kunjungan ini menjadi bukti nyata bahwa hubungan Indonesia-Prancis terus berkembang, menggabungkan kekuatan militer, pendidikan, dan budaya dalam satu harmoni diplomatik.