MAKKAH – Ketaatan jemaah haji Indonesia terhadap kebijakan yang diberlakukan otoritas Arab Saudi mendapatkan pujian langsung dari Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar.
Menurutnya, kedisiplinan jemaah dalam mengikuti instruksi resmi selama puncak haji menjadi faktor kunci kelancaran pelaksanaan ibadah tahun ini.
Kepatuhan ini mencakup larangan keluar tenda pada pukul 10.00 hingga 16.00 saat wukuf di Arafah, demi mencegah risiko heatstroke yang berbahaya.
Suhu ekstrem yang mencapai 50 derajat Celsius menjadi perhatian serius penyelenggara haji, termasuk pemerintah Arab Saudi dan Indonesia.
Tak hanya itu, larangan ziarah ke Jabal Rahmah juga disampaikan mengingat tingginya risiko jemaah tersesat, sebagaimana pengalaman dari tahun-tahun sebelumnya.
Nasaruddin menegaskan bahwa keberhasilan haji 2025 tak lepas dari sinergi yang baik antara jemaah, petugas kloter, serta penyelenggara haji kedua negara.
“Kami berterima kasih kepada jamaah haji yang mematuhi arahan dari pemerintah Arab Saudi. Sekaligus mengikuti instruksi pimpinan-pimpinan kloternya,” ujar Nasaruddin kepada tim Media Center Haji 2025 di kawasan Jamarat, Ahad (8/6/2025).
Dukungan Saudi dan Harapan Menag
Menag juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pemerintah Arab Saudi yang telah memberikan sejumlah kemudahan bagi Indonesia, termasuk dalam pelayanan akomodasi dan akses ibadah jemaah.
Hal ini menurutnya menjadi bukti hubungan baik antara kedua negara dalam penyelenggaraan ibadah haji.
“Saya juga berterima kasih kepada pemerintah Saudi Arabia yang telah memberikan kekhususan kepada Indonesia. Alhamdulillah jemaah dapat terlayani dengan baik,” imbuhnya.
Ia turut mengingatkan agar sisa waktu menjelang berakhirnya rangkaian haji dimanfaatkan untuk memperbanyak ibadah. Zikir dan tilawah Al-Qur’an di tenda-tenda Mina diharapkan menjadi penutup spiritual yang bermakna sebelum kepulangan ke Tanah Air.
“Semoga di hari-hari yang tersisa ini, jemaah bisa terus berzikir dan mengaji di tendanya (Mina) masing-masing,” pesannya.***