RIAU– Jenazah korban penembakan oleh Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM), Basri tiba di Terminal Kargo Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, Provinsi Riau, pada hari ini sekitar pukul 16.00 WIB.
Peti jenazah berwarna putih dan terbungkus plastik itu disambut oleh anggota keluarga. Jenazah langsung dimasukkan ke dalam ambulans untuk dibawa ke Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis.
Kerabat korban, Azrai, mengatakan bahwa keluarga telah menerima kepergian Basri dengan lapang dada. “Pemakaman tetap akan kami selenggarakan hari ini, jenazah akan dibawa ke Jalan Nelayan, Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis,” ujarnya.
Azrai juga menceritakan bahwa keluarga pertama kali mendapat kabar mengenai penembakan tersebut pada Jumat (24/1), namun mereka tidak mengetahui bahwa Basri bekerja di Malaysia.
“Kami tak tahu lagi ke mana dia mencari kerja, bahkan komunikasi juga terputus. Anaknya pun tidak tahu,” tambah Azrai.
Peristiwa penembakan tersebut menewaskan Basri dan melukai empat pekerja migran Indonesia (PMI) lainnya. Menurut Kepala Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Riau, Fanny Wahyu Kurniawan, lima WNI yang menjadi korban penembakan itu diduga merupakan PMI ilegal.
“Lima WNI menjadi korban penembakan, satu di antaranya meninggal dunia. Korban yang berinisial B diduga berasal dari Riau,” jelas Fanny.
Berdasarkan informasi yang diterima, dua korban berasal dari Riau, dua lainnya dari Sumatera Utara, dan satu dari Kepulauan Riau. BP3MI bersama Kementerian Luar Negeri tengah berupaya meminta transparansi dari otoritas Malaysia untuk mengusut tuntas insiden ini.




