TOKYO, JEPANG – Pemerintah Jepang mengambil langkah tegas dengan mengerahkan pesawat militer untuk mengevakuasi warga negaranya dari Iran dan Israel menyusul eskalasi ketegangan di Timur Tengah.
Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap situasi geopolitik yang kian tidak stabil, memicu kekhawatiran akan keselamatan warga Jepang di kedua negara tersebut.
Menurut laporan resmi dari Kementerian Pertahanan Jepang, pesawat Angkatan Udara Bela Diri Jepang (JASDF) telah diberangkatkan pada Rabu malam, 18 Juni 2025, untuk menjemput warga Jepang yang terjebak di wilayah konflik.
“Kami memprioritaskan keselamatan warga kami. Evakuasi ini adalah langkah preventif untuk memastikan mereka berada di tempat yang aman,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Jepang, seperti dikutip dari NHK.
Ketegangan Memicu Aksi Cepat
Eskalasi ketegangan di kawasan Timur Tengah dipicu oleh serangkaian insiden diplomatik dan ancaman militer antara Iran dan Israel.
Konflik ini membuat banyak negara, termasuk Jepang, waspada terhadap potensi dampaknya terhadap warganya di wilayah tersebut. Hingga kini, sekitar 1.200 warga Jepang tercatat berada di Iran dan Israel, termasuk pelancong, pekerja, dan keluarga diplomat.
Pemerintah Jepang juga telah meningkatkan level peringatan perjalanan ke tingkat tertinggi untuk kedua negara tersebut.
“Kami mendesak warga Jepang untuk segera meninggalkan Iran dan Israel dengan transportasi komersial yang masih tersedia atau melalui evakuasi yang kami fasilitasi,” tambah juru bicara Kementerian Luar Negeri Jepang.
Operasi Evakuasi Berjalan Ketat
Operasi evakuasi ini melibatkan koordinasi ketat antara Kementerian Pertahanan, Kementerian Luar Negeri, dan kedutaan besar Jepang di Tehran dan Tel Aviv.
Pesawat militer yang digunakan dilengkapi dengan personel medis dan keamanan untuk mengantisipasi situasi darurat.
Rute penerbangan dirahasiakan demi keamanan, namun dipastikan akan mendarat di pangkalan militer di Jepang setelah menyelesaikan misi.
Seorang warga Jepang di Tehran, Hiroshi Tanaka, mengungkapkan rasa lega atas langkah pemerintah.
“Saya sangat khawatir dengan situasi di sini. Saya bersyukur pemerintah bertindak cepat untuk membawa kami pulang,” katanya kepada media lokal.
Jepang bukan satu-satunya negara yang mengambil langkah evakuasi. Beberapa negara Barat, seperti Amerika Serikat dan Inggris, juga telah mengeluarkan peringatan perjalanan dan mempersiapkan rencana serupa.
Ketegangan di Timur Tengah kini menjadi sorotan dunia, dengan banyak pihak mendesak dialog untuk meredakan konflik.
Analis politik internasional, Dr. Aiko Nakamura dari Universitas Tokyo, menilai langkah Jepang ini sebagai bentuk diplomasi proaktif.
“Jepang menunjukkan komitmennya untuk melindungi warganya tanpa terlibat langsung dalam konflik. Ini adalah langkah cerdas di tengah ketidakpastian global,” ujarnya.
Langkah Selanjutnya
Pemerintah Jepang berjanji akan terus memantau situasi di Timur Tengah dan memberikan pembaruan secara berkala kepada publik.
Warga Jepang yang masih berada di Iran dan Israel diminta untuk segera menghubungi kedutaan terdekat untuk mendapatkan informasi terkait evakuasi.
Situasi di Timur Tengah tetap dinamis, dan dunia kini menanti langkah konkret untuk meredakan ketegangan.
Sementara itu, Jepang menegaskan komitmennya untuk menjaga keselamatan warganya di tengah badai geopolitik yang terus berputar.