BATANG – Sejak Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) diberlakukan, siswa SMP Negeri 4 Bawang di kawasan Dukuh Semplong, Batang, Jawa Tengah harus mengejar materi pelajaran sekolah di atap rumah.
Hal ini dikarenakan terbatasnya titik penguat sinyal internet di desa tersebut dan wilayah Dieng yang berada di dataran tinggi membuat siswa kesulitan mengakses internet karena sulitnya mendapatkan sinyal.
Mulud Sugito selaku Kepala Sekolah SMPN 4 Bawang menyebutkan pihak sekolah sudah memasang jaringan internet melalui antena mikrotik yang disebarkan ke empat dusun yang lokasinya berdekatan dengan sekolah dan rumah siswa.
“Jadi kami memasang dukuh untuk tiap siswa SMPN 4 Bawang ini, pada tiap dukuh kami pasang internet yang menjangkau pemukiman siswa. Melihat siswa belajar di sini (atap) sebenarnya sangat khawatir namun ada beberapa rumah siswa yang tidak terjangkau hotspot, jadi siswa mendekati hotspot yang disediakan ini.” ucap Mulud.
Karena keterbatasan sinyal inilah para siswa harus mendekati lokasi pemasangan guna mendapatkan sinyal internet yang bagus dan stabil. Demi mendapat sinyal ini siswa harus sampai naik ke atap bangunan sepulang sekolah, SMPN 4 Bawang memang sudah memberlakukan tatap muka selama 4 jam di ruang kelas, namun masih harus dilanjutkan dengan PJJ setelahnya di rumah masing-masing.
Salah satu siswa SMP Negeri 4 Bawang, Mela Dian Nur mengaku penguat sinyal yang dipasang oleh pihak sekolahnya ini sangat membantu dalam proses pembelajaran jarak jauh yang sedang dilakukannya bersama teman – temannya di saat – saat seperti ini.
Pengadaan jaringan internet ini menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sebesar 15,7 juta Rupiah.
Adapun titik yang telah dipasang penguat sinyal ini adalah dusun Rejosari, Praten, Sigemplong dan Bintoro Mulyo.
Saat cuaca berkabut kecepatan internet bisa mencapai 13 MBPS sementara jika cuaca sedang cerah dan mendukung kecepatan internet diakses dengan kecepatan 30 MBPS.