JAKARTA – Mendaki gunung kini tidak hanya sekadar olahraga fisik, tetapi juga menjadi bagian dari gaya hidup yang semakin populer. Suara angin yang berdesir, kabut yang menyapu lereng, dan langit jingga di balik puncak sering kali menjadi daya tarik bagi mereka yang ingin meninggalkan hiruk-pikuk kota. Namun, meskipun alam gunung menawarkan keindahan dan ketenangan, medan yang berat dan cuaca yang ekstrem bisa berbahaya bagi pendaki yang kurang persiapan.
Untuk pendaki pemula, euforia menaklukkan puncak terkadang mengabaikan pentingnya persiapan fisik dan mental, dilansir dari laman Eiger Adventure dan The Trek.
Berikut adalah beberapa kesalahan yang sering dilakukan pendaki pemula dan tips untuk menghindarinya:
1. Tidak Latihan Fisik Sebelum Mendaki
Latihan fisik adalah hal penting sebelum mendaki. Gunung dengan medan curam, udara tipis, dan beban di punggung bisa menguras tenaga. Idealnya, pendaki perlu mempersiapkan fisik dengan latihan seperti jogging, naik turun tangga, atau latihan beban ringan selama dua hingga empat minggu sebelum pendakian.
2. Tidak Membawa Peralatan Standar
Pendaki yang hanya mengandalkan jaket dan sepatu kasual bisa terjebak dalam masalah besar jika tiba-tiba cuaca berubah atau jika terjadi kecelakaan. Peralatan dasar seperti jas hujan, senter, peluit, dan sleeping bag adalah kebutuhan wajib. Pastikan juga membawa power bank untuk ponsel, kompas, dan perlengkapan lainnya yang esensial.
3. Membawa Barang Terlalu Banyak
Meskipun khawatir akan kondisi tak terduga, membawa terlalu banyak barang justru membuat pendakian lebih berat dan memperlambat perjalanan. Persiapkan perlengkapan seperlunya, buat daftar barang, dan uji coba sebelum hari H untuk memastikan semuanya bermanfaat.
4. Mengabaikan Prakiraan Cuaca
Cuaca gunung bisa berubah cepat. Hanya karena cuaca cerah pada awal, bukan berarti kondisi tetap bersahabat hingga puncak. Selalu cek prakiraan cuaca sebelum berangkat dan jangan ragu untuk menunda pendakian jika ramalan cuaca tidak mendukung.
5. Tidak Bawa Perbekalan yang Cukup
Air dan makanan adalah sumber energi utama pendaki. Bawa minimal dua liter air per hari dan makanan ringan yang kaya energi seperti cokelat, kacang, atau roti gandum. Hindari mengandalkan warung atau pos logistik yang mungkin tidak tersedia di jalur.
6. Memaksakan Diri ke Puncak
Euforia untuk mencapai puncak kadang membuat pendaki pemula mengabaikan sinyal-sinyal dari tubuh, seperti pusing atau mual, yang bisa menjadi tanda altitude sickness. Jika tubuh sudah menunjukkan gejala tersebut, sebaiknya jangan dipaksakan. Keamanan lebih penting daripada ego untuk sampai ke puncak.
7. Meremehkan Cedera Kecil
Cedera ringan, seperti lecet, sering dianggap sepele oleh pendaki pemula. Padahal, jika tidak ditangani dengan benar, luka kecil bisa berkembang menjadi masalah serius. Selalu bawa plester, antiseptik, dan kaus kaki cadangan untuk mencegah lecet.
8. Salah Pilih Sepatu dan Pakaian
Sepatu kets atau sandal bukan pilihan yang tepat untuk mendaki gunung. Pilih sepatu gunung yang kuat, anti air, dan memiliki grip yang baik. Begitu juga pakaian, hindari bahan katun yang menyerap keringat dan gunakan bahan yang cepat kering serta sesuai dengan suhu.
9. Meninggalkan Sampah
Kesalahan paling mendasar adalah meninggalkan sampah di jalur pendakian. Selalu ingat prinsip leave no trace, yaitu segala sesuatu yang dibawa naik harus dibawa turun. Ini adalah bentuk penghormatan terhadap alam dan pendaki lainnya.
10. Tidak Mengurus Perizinan
Beberapa jalur pendakian membutuhkan izin resmi. Mengabaikan prosedur ini tidak hanya ilegal, tetapi juga menyulitkan tim SAR jika terjadi insiden. Dengan izin yang tepat, pendaki terdata dan memiliki jalur komunikasi dengan petugas setempat.
11. Tidak Menghormati Alam dan Sesama Pendaki
Gunung adalah tempat untuk merenung dan menikmati keindahan alam, bukan tempat untuk berpesta. Hindari kebisingan, merusak tanaman, atau buang air sembarangan. Berikan ruang bagi pendaki lain dan hormati lingkungan.
12. Tidak Punya Pengetahuan Navigasi Dasar
Peta, kompas, atau GPS bukan hanya milik pendaki berpengalaman. Pemula juga wajib memahami cara membaca jalur dan menggunakan navigasi dasar. Jangan hanya bergantung pada rombongan pendaki lainnya, pelajari jalur yang akan dilewati dan kenali titik-titik rawan.
13. Berangkat Tanpa Riset Jalur
Sebelum mendaki, penting untuk mengetahui jalur yang akan ditempuh. Pelajari panjang jalur, ketersediaan air, titik istirahat, dan potensi cuaca buruk. Jangan sampai baru tahu jalur yang dilewati lebih ekstrem dari yang diperkirakan setelah berada di tengah perjalanan.