RIAU – Pemerintah Indonesia semakin serius dalam upaya mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang kerap terjadi saat musim kemarau. Komitmen ini ditegaskan dalam Apel Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Karhutla Nasional 2025 yang digelar di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Riau.
Dalam apel tersebut, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Budi Gunawan menyampaikan target pemerintah menekan angka kebakaran hutan dan lahan hingga mendekati nol.
“Karhutla bukan hanya berdampak pada lingkungan, tapi juga kesehatan masyarakat dan citra Indonesia di mata dunia. Oleh karena itu, kita harus bekerja keras, terintegrasi, dan cepat dalam pencegahan maupun penanggulangan,” tegas Budi Gunawan
Menko Polkam Budi Gunawan menyampaikan pesan khusus dari Presiden Prabowo Subianto, yang menekankan pentingnya menjaga nama baik Indonesia di mata dunia.
“Bapak Presiden Prabowo Subianto berpesan kepada kita semua untuk terus mempertahankan capaian selama ini. Bapak Presiden juga memberikan perhatian yang sangat besar terhadap isu kebakaran hutan yang berdampak pada geopolitik kawasan,” ujar Budi Gunawan.
Musim Kemarau Jadi Tantangan Besar
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), musim kemarau 2025 diprediksi berlangsung dari April hingga September, dengan potensi peningkatan titik api. Hingga 17 April 2025, tercatat 97 kejadian karhutla di berbagai wilayah, termasuk 80 hektare lahan di Riau yang masuk kategori darurat. Data satelit Terra Aqua NASA juga mendeteksi 144 titik api dengan tingkat kepercayaan tinggi, menandakan urgensi langkah pencegahan.
Budi menegaskan bahwa pemerintah tidak ingin kebakaran hutan kembali menjadi isu internasional, seperti kabut asap lintas batas yang pernah mengganggu hubungan diplomatik dengan negara tetangga.
“Kita Indonesia harus mampu menjadi contoh, menjadi negara yang bebas dari bencana asap lintas batas negara,” kata Budi,
Desk Karhutla dan Sinergi Lintas Sektor
Untuk memperkuat kesiapan, pemerintah telah membentuk Desk Koordinasi Penanganan Karhutla pada 13 Maret 2025, yang dipimpin lintas sektor oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Menteri Kehutanan, Panglima TNI, Kapolri, dan Menteri Lingkungan Hidup.
“Pemerintah pusat, pemerintah daerah, TNI, Polri, kementerian/lembaga, dan swasta bersatu serta bergerak dalam satu tujuan yakni menekan angka kebakaran hutan dan lahan hingga ke titik minimal, bahkan ke arah zero karhutla,” tegas Budi.
Langkah konkret juga telah diambil, mulai dari patroli intensif, pembuatan sekat kanal, hingga pemanfaatan teknologi seperti aplikasi Lancang Kuning untuk memantau titik api secara real-time. Di Riau, status Siaga Darurat Karhutla telah diberlakukan sejak 1 April hingga 30 November 2025 untuk memastikan respons cepat terhadap ancaman kebakaran.
Ajakan Menjaga Hutan untuk Masa Depan
Budi Gunawan menutup apel dengan seruan penuh semangat untuk menjaga kelestarian hutan demi masa depan bangsa.
“Mari kita jaga hutan kita, lindungi rakyat kita, menjaga nama baik bangsa kita di mata dunia. Mari kita tunjukan bahwa Indonesia mampu mengelola sumber daya alam hutan dan lainnya dengan baik dan bertanggung jawab,” pungkasnya.
Apel ini bukan hanya seremoni, tetapi wujud nyata komitmen Indonesia untuk melindungi “paru-paru dunia” dan mencegah dampak buruk karhutla, seperti kerusakan ekosistem, gangguan kesehatan akibat kabut asap, hingga kerugian ekonomi. Dengan kolaborasi semua pihak, Indonesia bertekad menjadikan 2025 sebagai tahun bebas karhutla.