JAKARTA – Pemerintah bersiap mencairkan Bantuan Subsidi Upah (BSU) bagi pekerja dengan gaji di bawah Rp3,5 juta atau setara upah minimum provinsi (UMP), termasuk guru honorer, mulai 5 Juni 2025. Program ini menjadi bagian dari enam kebijakan stimulus ekonomi untuk menjaga daya beli masyarakat di tengah perlambatan konsumsi pasca-libur Lebaran dan menjelang tahun ajaran baru.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, BSU akan disalurkan selama Juni hingga Juli 2025. “BSU, kemudian ada bantuan-bantuan untuk menunjang daya beli, itu sedang dipersiapkan. Nanti akan diberlakukan per 5 Juni,” ujar Airlangga di Jakarta, Minggu (25/5/2025).
Besaran BSU Lebih Kecil dari 2022
Berbeda dari BSU 2022 yang mencapai Rp600 ribu per pekerja, bantuan kali ini akan memiliki nominal lebih kecil. “Tidak segitu (nilainya), lebih kecil,” kata Airlangga. Meski demikian, pemerintah masih menyempurnakan regulasi teknis dan anggaran program ini melalui koordinasi lintas kementerian. “Sekarang masing-masing kementerian mempersiapkan regulasinya,” tambahnya.
Program BSU ini dirancang untuk mengatasi tekanan konsumsi domestik pada kuartal II-2025, yang diprediksi melambat karena minimnya momen perayaan besar seperti Natal atau Tahun Baru.
Lima Stimulus Pendamping BSU
Selain BSU, pemerintah meluncurkan lima stimulus ekonomi lainnya yang akan berlaku serentak mulai 5 Juni 2025. Stimulus ini mencakup:
Diskon Transportasi:
Tiket kereta api, pesawat, dan angkutan laut didiskon selama masa libur sekolah untuk mendorong mobilitas masyarakat.
Diskon Tarif Tol:
Sekitar 110 juta pengguna kendaraan pribadi akan menikmati potongan tarif tol selama Juni-Juli 2025.
Diskon Listrik 50 Persen:
Sebanyak 79,3 juta rumah tangga dengan daya di bawah 1.300 VA akan mendapatkan potongan biaya listrik selama dua bulan.
Penambahan Bantuan Sosial:
Kartu sembako dan bantuan pangan diperluas untuk 18,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
Diskon Iuran JKK:
Perpanjangan potongan iuran Jaminan Kecelakaan Kerja bagi pekerja di sektor padat karya.
Jaga Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen
Menurut Airlangga, rangkaian stimulus ini dirancang untuk mendorong konsumsi rumah tangga dan menjaga pertumbuhan ekonomi nasional di kisaran 5 persen pada kuartal II-2025. “Stimulus ini diharapkan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua. Jadi momentum ini kita manfaatkan untuk membuat beberapa program,” ujarnya, dikutip dari Antara.
Pemerintah juga mengajak pemerintah daerah untuk menggelar kegiatan pariwisata dan hiburan lokal guna meningkatkan aktivitas masyarakat selama libur sekolah. Langkah ini dianggap strategis untuk menggantikan momentum konsumsi besar yang biasanya terjadi pada hari raya besar.
BSU dan Stimulus Jadi Bantalan Ekonomi
Dengan mempertimbangkan perlambatan konsumsi pasca-Lebaran, BSU dan paket stimulus lainnya diharapkan menjadi bantalan bagi perekonomian nasional. Program ini tidak hanya membantu pekerja dan guru honorer, tetapi juga mendorong aktivitas ekonomi di berbagai sektor, mulai dari transportasi hingga pariwisata.
Pemerintah optimistis, kebijakan ini akan memperkuat daya beli masyarakat dan menjaga stabilitas ekonomi di tengah tantangan global. Untuk informasi lebih lanjut, masyarakat dapat memantau pengumuman resmi dari kementerian terkait mulai awal Juni 2025.