SUMUT – Wali Kota Pematangsiantar, Susanti Dewayani, meminta maaf atas perlakuan tidak manusiawi terhadap seorang pengamen disabilitas di kota tersebut. Insiden ini viral setelah video yang menunjukkan kejadian tersebut tersebar di media sosial.
Dalam pernyataan resmi yang disampaikan, Susanti Dewayani mengungkapkan penyesalannya atas perbuatan tersebut. “Saya atas nama pribadi dan Pemerintah Kota Pematangsiantar memohon maaf atas perbuatan yang tidak terpuji ini,” kata Wali Kota Susanti.
Ia menegaskan bahwa tindakan yang terjadi tidak mencerminkan nilai kemanusiaan yang dipegang teguh oleh pemerintah kota.
Kronologi Insiden
Peristiwa ini berawal saat seorang pengamen disabilitas di Pematangsiantar diduga mengalami perlakuan tidak pantas dari oknum tertentu. Video yang menunjukkan kejadian tersebut viral di media sosial dan langsung mendapatkan respons keras dari warganet. Banyak yang menganggap perlakuan tersebut sebagai pelanggaran etika yang merendahkan martabat penyandang disabilitas.
Menanggapi hal ini, Susanti Dewayani segera mengambil langkah tegas dengan memerintahkan penyelidikan menyeluruh. “Kami tidak akan mentolerir tindakan yang merendahkan martabat manusia, terutama kepada saudara-saudara kita yang memiliki kebutuhan khusus,” tegasnya.
Langkah Pemerintah Kota Siantar
Pemerintah Kota Pematangsiantar berkomitmen untuk memberikan pendampingan kepada korban, termasuk bantuan psikologis dan sosial. Selain itu, Pemkot akan memperkuat program edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menghormati hak-hak penyandang disabilitas.
Wali Kota Susanti juga mengimbau agar masyarakat tidak menyebarkan video atau konten yang bisa memperburuk kondisi psikologis korban. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan ramah bagi semua pihak, tanpa terkecuali.
Respon Publik
Kasus ini menimbulkan berbagai reaksi di media sosial. Banyak warganet yang mengapresiasi respons cepat Wali Kota, meskipun ada juga yang menuntut tindakan lebih konkret agar insiden serupa tidak terulang. Aktivis penyandang disabilitas pun mendesak pemerintah untuk memperkuat regulasi yang melindungi hak-hak mereka.
Komitmen untuk Perubahan
Insiden ini menjadi pengingat pentingnya kesadaran kolektif untuk memperlakukan semua individu dengan hormat, tanpa memandang kondisi fisik atau sosial. Pemerintah Kota Pematangsiantar berjanji akan terus berupaya menciptakan kota yang lebih inklusif dan lebih manusiawi.