JAKARTA – Tepat 85 tahun lalu, pada 6 Juli 1940, Bandara Kemayoran di Jakarta menorehkan sejarah sebagai bandara internasional pertama di Indonesia. Momen ini menjadi tonggak penting dalam perkembangan aviasi Tanah Air, menandai langkah awal Indonesia di kancah penerbangan global. Kini, kisah heroik dan peran strategis bandara ini masih terus dikenang sebagai bagian dari warisan sejarah bangsa.
Awal Mula Bandara Kemayoran: Gerbang Udara Indonesia
Bandara Kemayoran, yang terletak di Jakarta Pusat, resmi beroperasi pada 6 Juli 1940, saat Indonesia masih berada di bawah kolonial Belanda. Bandara ini menjadi pusat aktivitas penerbangan sipil dan militer, menghubungkan Hindia Belanda dengan berbagai destinasi internasional. “Bandara Kemayoran menjadi simbol kemajuan teknologi penerbangan di masanya,” ujar sejarawan penerbangan, Dr. Haryo Susilo, dalam wawancara dengan tim redaksi.
Dibangun dengan landasan pacu modern untuk zamannya, Bandara Kemayoran mampu menampung pesawat-pesawat besar seperti Douglas DC-3. Lokasinya yang strategis di jantung ibu kota menjadikannya gerbang utama masuknya wisatawan, pebisnis, dan pejabat kolonial ke Indonesia. Selama era kemerdekaan, bandara ini juga memainkan peran penting sebagai basis operasi penerbangan Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI).
Peran Penting dalam Sejarah Indonesia
Selama masa revolusi kemerdekaan, Bandara Kemayoran menjadi saksi bisu perjuangan bangsa. “Bandara ini digunakan untuk mendukung operasi militer dan logistik AURI dalam mempertahankan kemerdekaan,” kata Haryo. Bahkan, setelah kemerdekaan, bandara ini tetap menjadi pusat penerbangan utama hingga akhirnya digantikan oleh Bandara Soekarno-Hatta pada 1985.
Keberadaan Bandara Kemayoran juga mencerminkan perkembangan ekonomi dan sosial Jakarta. Sebagai bandara internasional pertama, fasilitas ini menarik investasi dan mempercepat pertumbuhan kota sebagai pusat perdagangan. “Kemayoran adalah cerminan ambisi Indonesia untuk bersaing di panggung dunia,” tambah Haryo.
Warisan dan Transformasi Kemayoran
Setelah berhenti beroperasi sebagai bandara pada 1985, kawasan Kemayoran bertransformasi menjadi pusat kegiatan ekonomi dan budaya. Kini, area ini dikenal sebagai lokasi Pekan Raya Jakarta (PRJ) dan berbagai pengembangan properti modern. Meski landasan pacunya telah lama hilang, jejak sejarah Bandara Kemayoran tetap hidup dalam ingatan kolektif masyarakat Indonesia.
Kenangan Abadi di Hati Masyarakat
Hingga kini, nama Kemayoran masih identik dengan kejayaan masa lalu aviasi Indonesia. Bagi para penggiat sejarah dan penerbangan, bandara ini bukan sekadar infrastruktur, melainkan simbol perjuangan dan kemajuan. “Kemayoran mengajarkan kita bagaimana sebuah bandara bisa menjadi lebih dari sekadar tempat mendaratnya pesawat, tapi juga cerminan identitas bangsa,” tutup Haryo.
Dengan peringatan 85 tahun operasional Bandara Kemayoran, kisahnya terus menginspirasi generasi baru untuk menghargai sejarah dan mendorong inovasi di sektor aviasi Indonesia.