PYONGYANG, KORUT – Korea Utara kembali menguji sistem rudal antipesawat terbaru pada Kamis (20/3), dengan pemimpin tertinggi Kim Jong-un secara langsung mengawasi jalannya uji coba. Langkah ini menandai peningkatan sistem pertahanan udara negara tersebut di tengah meningkatnya ketegangan kawasan.
Menurut laporan media pemerintah KCNA, Kim Jong-un menyampaikan apresiasi kepada tim penelitian atas keberhasilan pengembangan rudal tersebut. Ia menyebut senjata itu sebagai “sangat andal” dengan respons tempur yang “menguntungkan”.
Uji coba ini menjadi yang keenam dalam rangkaian pengembangan sistem rudal antipesawat Korut dan dilakukan bertepatan dengan latihan militer tahunan antara Amerika Serikat dan Korea Selatan. Meski begitu, KCNA tidak memberikan rincian lebih lanjut terkait lokasi maupun tim peneliti yang terlibat dalam pengembangan senjata ini.
Foto-foto yang dirilis KCNA menunjukkan Kim Jong-un tersenyum puas saat menyaksikan peluncuran rudal. Dalam gambar lainnya, terlihat asap tebal membumbung tinggi ke langit setelah ledakan di udara, menandai keberhasilan uji coba tersebut.
Di sisi lain, Korea Utara terus memperkuat aliansinya dengan Rusia. Pada Agustus lalu, negara tertutup ini secara terbuka mendukung Rusia dalam perang Ukraina dengan mengirimkan puluhan ribu tentara. Selain itu, Korut juga menyuplai senjata berat seperti artileri dan rudal balistik kepada Moskow.
Kepala penelitian militer Korut di Korea Institute for Defense Analysis, Shin Seung-ki mengungkapkan bahwa Rusia tampaknya membalas dukungan ini dengan memenuhi permintaan pertahanan Korut.
“Di masa lalu, Korea Utara telah memperkenalkan sistem persenjataan Soviet dan mengembangkan senjata berdasarkan teknologi tersebut. Sangat mungkin Rusia telah memberikan apa yang diminta Korea Utara karena meningkatnya kerja sama pertahanan,” ujar Shin.