MAKKAH – Jelang pelaksanaan puncak haji, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di Arab Saudi semakin mengintensifkan kesiapan operasional di kawasan Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Hal ini dilakukan guna memastikan jalannya ibadah haji dapat berjalan dengan aman, tertib, dan lancar, terutama saat puncak haji pada 10 Zulhijah.
Simulasi dan Pemetaan Lokasi di Armuzna
Kepala Satuan Operasi Armuzna PPIH, Harun Arrasyid, menjelaskan bahwa berbagai simulasi dan pemetaan lokasi sudah dilakukan, termasuk pengecekan pos-pos strategis, seperti pos pengawasan di lantai tiga di area Jamarat tempat jemaah melontar jumrah. Hal ini untuk mengantisipasi kepadatan dan memastikan pengawasan yang lebih efektif.
Simulasi dilakukan pada malam hari karena suhu yang lebih bersahabat memungkinkan petugas untuk mempelajari tantangan nyata yang dihadapi saat malam puncak haji pada 10 Zulhijah. Petugas akan siap menghadapi berbagai kemungkinan, terutama kepadatan jamaah yang melintas menuju Jamarat, terutama pada malam puncak.
Penyiapan Personel dan Mekanisme Evakuasi
Sebanyak 60 petugas MCR (Multidimensional Crisis Response) disiagakan di lantai atas area Jamarat. Mereka dibagi ke dalam lima pos dengan sistem kerja bergantian. Namun, pada malam puncak, seluruh petugas akan berada dalam posisi siaga penuh tanpa pergantian shift.
Untuk mengantisipasi potensi kepadatan dan kondisi darurat, PPIH telah mempersiapkan mekanisme evakuasi berlapis. Setiap jalur, terutama di dalam terowongan dan titik rawan lainnya, telah dipetakan untuk memastikan kelancaran dan keselamatan jemaah. Apabila ada jamaah yang kelelahan atau terpisah dari rombongan, mereka akan segera mendapat pertolongan di pos istirahat terdekat yang dilengkapi dengan kursi roda dan akses cepat ke ambulans.
Peningkatan Layanan untuk Lansia dan Disabilitas
Tahun ini, PPIH juga memperkuat layanan bagi jemaah dengan kondisi khusus, seperti lansia dan disabilitas. Selain itu, terdapat tim perlindungan jemaah, tim penanganan krisis dan pertolongan pertama (PKP2JH), serta layanan bimbingan ibadah yang akan membantu jemaah selama di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
Penguatan Pos Pantau dan Kolaborasi Antar-Lini
PPIH juga telah memperkuat pos pantau di lantai bawah untuk mengantisipasi melonjaknya jumlah jemaah yang melontar jumrah dari area tersebut. Sebanyak 95 kloter jemaah diperkirakan akan melontar jumrah dari lantai bawah, sehingga PPIH menambah tujuh pos pantau baru di sektor-sektor strategis, termasuk dari arah Syisyah ke sektor 5.
Pembekalan Intensif dan Sosialisasi
Dengan kurang dari tujuh hari menuju puncak wukuf di Arafah, PPIH terus menggencarkan sosialisasi kepada seluruh petugas, termasuk petugas kloter, non-kloter, dan sektor-sektor lainnya. Pembekalan intensif juga diberikan kepada Satgas Arafah, Muzdalifah, dan Mina serta ketua-kloter agar informasi terkait tata tertib dan prosedur dapat sampai langsung ke jemaah.
Skenario Estafet Evakuasi di Terowongan
Menghadapi kerawanan di jalur terowongan, PPIH telah memetakan secara detil skenario evakuasi estafet. Mengingat tidak mungkin dilakukan putar balik di dalam terowongan, skenario estafet ini memastikan proses pertolongan dilakukan secara berkelanjutan dari satu pos ke pos lainnya, hingga mencapai area ambulans.
Harapan PPIH untuk Keberangkatan Jemaah Haji
Dengan persiapan yang matang dan kolaborasi yang kuat antar-lini, PPIH berharap ibadah haji tahun ini dapat berlangsung dengan lancar, aman, dan penuh keberkahan. Harun Arrasyid mengungkapkan harapan agar jemaah haji Indonesia dapat menunaikan ibadahnya dengan khusyuk dan kembali ke Tanah Air dalam keadaan sehat serta mabrur.
“Insyaallah, semua sudah disiapkan. Semoga jemaah haji Indonesia dapat menunaikan ibadahnya dengan khusyuk dan kembali ke Tanah Air dalam keadaan sehat dan mabrur,” tutup Harun.