JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan perampingan jumlah komisaris di Badan Usaha Milik Negara (BUMN), khususnya di sektor perbankan yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).
Kebijakan perampingan komisaris BUMN ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, transparansi, dan profesionalisme dalam tata kelola perusahaan pelat merah.
Menanggapi arahan tersebut, Anggota Komisi VI DPR RI, Sartono Hutomo, menyatakan dukungannya dan menilai bahwa langkah ini akan berdampak positif bagi kinerja BUMN ke depan.
Sartono menilai kebijakan pemangkasan jumlah komisaris sejalan dengan semangat reformasi birokrasi dan optimalisasi tata kelola perusahaan negara.
Menurutnya, struktur manajemen yang lebih ramping akan mempercepat pengambilan keputusan dan meningkatkan efektivitas pengawasan.
Ia juga menekankan bahwa dengan jumlah komisaris yang lebih sedikit namun berkualitas, perusahaan akan lebih fokus pada pertumbuhan bisnis yang sehat dan berkelanjutan.
“Tentunya menyambut baik terkait pemangkasan komisaris. Saya menilai kebijakan ini sejalan dengan semangat reformasi birokrasi dan optimalisasi tata kelola BUMN yang lebih profesional serta berorientasi pada hasil,” ujar Sartono, Kamis (27/3/2025).
Lebih lanjut, Sartono mengingatkan bahwa BUMN memiliki peran krusial dalam perekonomian nasional, sehingga struktur organisasinya harus dikelola dengan prinsip good corporate governance (GCG).
Ia juga menyoroti kekhawatiran selama ini bahwa jumlah komisaris yang berlebihan dapat membebani perusahaan, baik dari sisi biaya operasional maupun efektivitas pengambilan keputusan.
Profesionalisme dalam Tata Kelola BUMN
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, juga menegaskan bahwa instruksi Presiden Prabowo tidak hanya sekadar memangkas jumlah komisaris.
Tetapi juga memastikan bahwa posisi strategis ini diisi oleh para profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman mumpuni.
Tujuan akhirnya adalah menciptakan tata kelola yang lebih akuntabel dan responsif terhadap dinamika pasar.
“Saya mau berikan komentar terkait dengan struktur manajemen BUMN perbankan sekarang.”
“Memang arahan Presiden bahwa jumlah daripada komisarisnya itu dibuat lebih ringkas, dan diisi oleh profesional,” ujar Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (26/3/2025).
Dengan langkah ini, pemerintah berharap agar BUMN tidak hanya lebih efisien dalam pengelolaan anggaran, tetapi juga mampu meningkatkan daya saing di sektor strategis.
Dampaknya diharapkan dapat memperkuat kontribusi terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta memberikan manfaat lebih besar bagi masyarakat melalui layanan yang lebih optimal dan harga yang lebih kompetitif.
Mandiri dan BRI Rombak Komisaris
Bank Mandiri telah merespons arahan ini dengan melakukan perombakan susunan pengurus dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 25 Maret 2025.
Dalam RUPST tersebut, Bank Mandiri mengurangi jumlah komisaris dari 10 menjadi 6 orang, dengan memberhentikan 8 komisaris lama dan mengangkat 4 komisaris baru.
Posisi Direktur Utama tetap dipegang oleh Darmawan Junaidi, sementara terjadi pergantian di posisi Wakil Direktur Utama dari Alexandra Askandar ke Riduan.
Perampingan ini sejalan dengan instruksi Prabowo, dan pasar dilaporkan memberikan respons positif terhadap langkah tersebut, sebagaimana disampaikan Airlangga.
BRI juga telah menindaklanjuti arahan presiden dengan merombak jajaran pengurusnya dalam RUPST pada 24 Maret 2025. Hery Gunardi ditunjuk sebagai Direktur Utama menggantikan Sunarso,
Dari jajaran direksi, hanya tiga orang yang dipertahankan dengan beberapa perubahan tugas, seperti Agus Noorsanto yang beralih dari Direktur Bisnis Wholesale dan Kelembagaan menjadi Wakil Direktur Utama.
Pada barisan komisaris BRI, dari semula sebanyak sembilan komisaris dipangkas hanya menjadi enam komisaris.
Saham BMRI, BBRI Laris Manis
Airlangga Hartarto menyebut bahwa struktur manajemen Mandiri dan BRI yang lebih ringkas ini juga diterima baik oleh pasar, mencerminkan keselarasan dengan kebijakan Prabowo.
Terbukti di bursa saham, dua hari berturut-turut indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami kenaikan yang signifikan. Pada perdagangan Rabu (26/03/2025) IHSG naik tajam 3,80% ke level 6.472,36.
Di hari Kamis, penutupan hari bursa, IHSG naik 0,59% ke posisi 6.510,62. Saham perbankan menjadi buruan para investor terutama Bank Mandiri dan BRI.
Pada perdagangan hari terakhir, saham Bank Mandiri (BMRI) dan Bank BRI (BBRI) tercatat paling aktif dua besar teratas.
BBRI mencatat volume transaksi tertinggi mencapai 322,55 juta lembar saham dan harga saham naik 1,25% ke level Rp4.050/lembar saham.
Lalu BMRI mencatat volum transaksi sebesar 301,03 juta lembar saham dengan kenaikan harga saham 0,97% ke harga Rp5.200/lembar saham.***





