WASHINGTON, AS – Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengungkapkan kemarahannya terhadap aksi militer Rusia yang menggempur Ukraina dengan 367 rudal dan drone dalam semalam pada Minggu (25/5). Serangan udara terbesar sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022 ini memicu reaksi keras dari Trump, yang menyebut ada perubahan sikap pada Presiden Rusia Vladimir Putin.
“Saya tidak senang dengan apa yang dilakukan Putin. Dia membunuh banyak orang, dan saya tidak tahu apa yang terjadi dengan Putin. Saya sudah mengenalnya sejak lama. Selalu akur dengannya, tapi sekarang dia mengirimkan roket ke kota-kota dan membunuh orang,” ujar Trump
Serangan Mematikan dan Tanggapan Ukraina
Serangan Rusia ini menewaskan sedikitnya 12 orang, termasuk tiga anak dari satu keluarga di wilayah Zhytomyr, barat Kyiv. Puluhan lainnya luka-luka, dengan kondisi seorang ibu dilaporkan kritis. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dengan tegas mengutuk agresi tersebut, menyerukan dunia untuk tidak tinggal diam.
“Diamnya Amerika, dan juga diamnya pihak-pihak lain di dunia, hanya akan semakin memberi semangat kepada Putin,” tegas Zelensky. Ia menekankan bahwa serangan ini melanggar hukum internasional dan menuntut tindakan tegas dari komunitas global.
Hubungan Trump-Putin di Ujung Tanduk?
Trump, yang selama ini dikenal memiliki hubungan baik dengan Putin, tampak terkejut dengan eskalasi konflik ini. Dalam beberapa kesempatan sebelumnya, Trump sempat menyatakan optimismenya untuk memediasi gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina. Namun, serangan terbaru ini seolah menjadi pukulan bagi upaya diplomasi yang tengah dirintis.
“Saya tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan Rusia,” kata Trump, mengungkapkan kebingungannya atas langkah Putin yang kini tampak semakin agresif.
Dampak Serangan dan Situasi di Lapangan
Serangan besar-besaran Rusia ini menargetkan berbagai wilayah di Ukraina, menyebabkan kerusakan signifikan pada infrastruktur sipil. Di Zhytomyr, sebuah keluarga menjadi korban tragis, dengan tiga anak tewas dan orang tua mereka berjuang untuk bertahan hidup di rumah sakit. Situasi ini memperburuk krisis kemanusiaan di Ukraina, yang telah berlangsung selama lebih dari tiga tahun sejak invasi Rusia dimulai.
Respons Dunia dan Tantangan ke Depan
Komunitas internasional kembali menyerukan gencatan senjata, meskipun upaya sebelumnya kerap menemui jalan buntu. Zelensky menegaskan bahwa sikap diam dari negara-negara besar, termasuk Amerika Serikat, hanya akan memperkuat agresi Rusia. Sementara itu, Trump tampak berada di persimpangan, di antara keinginannya untuk menjaga hubungan baik dengan Putin dan tekanan untuk mendukung Ukraina.