JAKARTA – Keinginan Roberto Mancini untuk kembali menangani Timnas Italia mencuat usai pemecatan Luciano Spalletti dari jabatan pelatih kepala.
Pelatih yang pernah membawa Gli Azzurri menjuarai Euro 2020 ini menyatakan penyesalan mendalam karena pernah meninggalkan tim nasional dua tahun lalu—keputusan yang kini ia anggap keliru.
Mancini yang kini berusia 60 tahun mengakui bahwa pengunduran dirinya dari Timnas Italia pada 2023 disebabkan oleh sejumlah persoalan yang belum terselesaikan secara baik.
Dalam wawancara eksklusif dengan La Gazzetta dello Sport, ia menyampaikan bahwa jika saja komunikasi dengan Presiden Federasi Sepak Bola Italia (FIGC), Gabriele Gravina, berjalan lebih terbuka, segalanya mungkin akan berbeda.
“Hal-hal seperti ini bisa terjadi di dunia sepak bola. Masalahnya, ada dua atau tiga hal yang menumpuk saat itu,” ujar Mancini, Kamis (12/6/2025).
Ia menambahkan, “Seandainya saya dan Gravina (Presiden FIGC) lebih sering berbicara saat itu, untuk meluruskan segalanya, mungkin situasinya tidak akan berkembang sejauh itu. Terkadang, memang ada keputusan yang keliru.”
Penyesalan dan Harapan Baru Mancini
Mancini dengan gamblang mengakui bahwa ia merasa kehilangan kepercayaan dari lingkungan federasi ketika mengambil keputusan tersebut.
Meski demikian, ia menilai dirinya seharusnya bersikap lebih terbuka dan komunikatif ketimbang memilih hengkang secara sepihak.
“Memang benar, saya merasa tidak lagi mendapatkan kepercayaan seperti sebelumnya, tapi saya seharusnya membicarakan hal itu langsung kepada presiden. Itu kesalahan saya,” ujarnya.
“Kalau saja saya melakukannya, mungkin hingga kini kami masih bekerja sama dan tengah berjuang lolos ke Piala Dunia. Mungkin, bahkan mencoba menjuarai Euro untuk kedua kalinya,” tambahnya.
Kini, setelah Spalletti lengser, Mancini membuka pintu untuk kembali ke Coverciano—markas besar tim nasional yang ia sebut sebagai tempat penuh kenangan dan kebahagiaan.
Ia bahkan menyebut melatih tim nasional sebagai pekerjaan paling istimewa dalam kariernya.
“Tidak ada yang lebih baik daripada melatih tim nasional. Saya pernah juara bersama klub, tapi juara bersama Italia itu hal yang berbeda,” katanya.
“Anda juga selalu ingin kembali ke tempat di mana Anda bahagia, saya senang di Coverciano, atmosfernya luar biasa.”
“Tidak diragukan lagi ini akan jadi tantangan berat, risiko yang besar, namun kadang Anda harus mengambil risiko, kan?” ucap Mancini menutup.
Gattuso Masuk Radar
Sementara keinginan Mancini untuk kembali mencuat, Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) masih mempertimbangkan berbagai opsi.
Salah satu kandidat kuat yang mulai dipertimbangkan adalah Gennaro Gattuso.
Mantan gelandang tangguh AC Milan itu bahkan disebut telah melakukan pertemuan awal dengan Ketua Delegasi Timnas Italia, Gianluigi Buffon.
Gattuso diyakini menjadi salah satu nama yang mampu membangkitkan semangat juang para pemain muda Italia.
Namun, pengalaman dan prestasi Mancini tetap menjadi daya tarik utama, terutama setelah keberhasilannya mempersembahkan gelar Euro 2020 meski sempat gagal membawa Italia lolos ke Piala Dunia 2022.
Kini, semua mata tertuju ke FIGC: apakah mereka akan mengajak Mancini pulang atau membuka lembaran baru bersama nama lain?
Yang pasti, semangat Mancini untuk menebus masa lalu tampak menyala, menandai babak baru yang mungkin akan segera dimulai untuk Gli Azzurri.***