JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan agar perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), terutama sektor perbankan untuk memangkas jabatan komisaris.
Arahan Presiden Prabowo pun sudah mendapatkan respon positif dari Bank Mandiri Tbk dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Tbk.
Bank Mandiri telah melakukan perombakan susunan pengurus dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 25 Maret 2025.
Dalam RUPST tersebut, Bank Mandiri mengurangi jumlah komisaris dari 10 menjadi 6 orang, dengan memberhentikan 8 komisaris lama dan mengangkat 4 komisaris baru.
Posisi Direktur Utama tetap dipegang oleh Darmawan Junaidi, sementara terjadi pergantian di posisi Wakil Direktur Utama dari Alexandra Askandar ke Riduan.
Lalu BRI juga telah menindaklanjuti arahan presiden dengan merombak jajaran pengurusnya dalam RUPST pada 24 Maret 2025. Hery Gunardi ditunjuk sebagai Direktur Utama menggantikan Sunarso,
Dari jajaran direksi, hanya tiga orang yang dipertahankan dengan beberapa perubahan tugas, seperti Agus Noorsanto yang beralih dari Direktur Bisnis Wholesale dan Kelembagaan menjadi Wakil Direktur Utama.
Pada barisan komisaris BRI, dari semula sebanyak sembilan komisaris dipangkas hanya menjadi enam komisaris.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyebut bahwa struktur manajemen BRI yang lebih ringkas ini juga diterima baik oleh pasar, mencerminkan keselarasan dengan kebijakan Prabowo.
Pasar Beri Sinyal Positif
Salah satu keputusan strategis BRI adalah penunjukan Hery Gunardi sebagai Direktur Utama baru.
Langkah ini mendapat apresiasi luas dari pasar karena Hery dikenal memiliki rekam jejak cemerlang di dunia perbankan, termasuk keberhasilannya dalam memimpin merger bank syariah Himbara menjadi BSI (BRIS).
IndoPremier dalam analisisnya menyebutkan bahwa pengalaman panjang Hery dalam sektor perbankan, khususnya di jaringan dan perbankan konsumer saat menjabat sebagai Direktur Bank Mandiri (BMRI), diyakini akan membawa transformasi positif bagi BBRI.
“Konsisten dengan yang telah kami kemukakan pada Jumat, perubahan di jajaran BoD BBRI mendapatkan sambutan yang baik dari pasar,” ujar analis IndoPremier, Kamis (27/3/2025).
Perampingan jumlah dewan komisaris BBRI dari 10 menjadi 6 orang, juga dinilai sebagai bagian dari strategi efisiensi dan tata kelola yang lebih ramping.
Selain itu, direksi baru BBRI disebut-sebut berasal dari latar belakang profesional perbankan tanpa keterkaitan politik maupun militer, memberikan angin segar bagi investor.
Saham BBRI & BMRI Laris Manis di Bursa
Perombakan manajemen BBRI ini langsung berdampak positif terhadap pergerakan harga saham.
Pada perdagangan Selasa (25/3), saham BBRI mengalami kenaikan signifikan 5,22% ke harga Rp3.830 per saham setelah RUPST berlangsung pada Senin (24/3).
Tren positif berlanjut hingga Rabu (26/3), di mana harga sahamnya melesat 4,96% ke level Rp4.020 per lembar. Dan Kamis (27/03) naik 1,25% ke harga Rp4.050 per saham.
Lalu saham BMRI di hari RUPST, Selasa (25/03) naik tajam 6,71% ke harga Rp4.770/lembar saham.
Pada Rabu (26/03) naik 7,97% ke harga Rp5.150/lembar saham dan Kamis (27/03) naik 0,97% ke harga Rp5.200/lembar saham.
Saham kedua bank ini bahkan menjadi yang paling aktif diperdagangkan menjelang libur Lebaran, dengan volume transaksi mencapai ratusan juta lembar.
BBRI mencatat volume transaksi tertinggi mencapai 322,55 juta lembar saham. Lalu BMRI mencatat volume transaksi sebesar 301,03 juta lembar saham.***