MAKKAH — Jemaah haji Indonesia mulai merasakan manfaat dari senam rutin yang diselenggarakan oleh Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) untuk menjaga kesehatan tubuh dan meningkatkan stamina menjelang puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
Salah satu jamaah, Fauzi Nurdin (80) dari Bandar Lampung, mengungkapkan bahwa tubuhnya menjadi lebih segar setiap kali mengikuti senam yang diadakan secara rutin. “Sehat, Alhamdulillah,” ujarnya setelah mengikuti sesi senam di Makkah.
Supriyati Sudarmi (62), seorang jamaah lansia lainnya, juga merasakan peningkatan kondisi tubuh setelah berpartisipasi dalam senam tersebut. “Lebih segar dan lebih enak,” kata Supriyati, meskipun ia mengaku kesulitan dalam mengikuti gerakan tepuk tangan karena kondisi stroke yang membuat tangan kirinya tidak bisa digerakkan. “Strokenya sudah 10 tahun, setengah badan ini saja, tapi kaki digerakkan enak,” tambahnya, dilansir dari Antara.
Instruktur senam lansia, Poppy Novitasari, menjelaskan bahwa senam ini dirancang khusus untuk jamaah lansia yang jarang keluar kamar dan sering kali tidak menyalakan pendingin ruangan, sehingga sirkulasi udara di dalam ruangan kurang baik. “Setiap ada dokter jaga, kita adakan senam,” ujar Poppy, yang juga Ketua Kelompok Terbang (Kloter) Jakarta-Pondok Gede (JKG) 12.
Senam yang dilakukan tiga hari sekali mengikuti jadwal dokter yang berjaga di posko satelit kesehatan. Poppy menyebutkan bahwa senam tersebut dirancang dengan gerakan-gerakan ringan yang sesuai dengan masalah kesehatan yang sering dialami lansia, seperti hipertensi dan osteoporosis. Selain itu, terkadang mereka juga melakukan senam Maumere untuk menambah keceriaan di kalangan jamaah lansia.
Sebagai ketua kloter, Poppy juga mengimbau agar jamaah lansia tidak terlalu memaksakan diri dengan aktivitas berat dan hanya melaksanakan umrah wajib di awal. “Lansia ini memang tidak ke Haram, hanya umrah wajib saja di awal,” imbuhnya.
Setelah sesi senam yang berlangsung sekitar 15 menit, para jamaah lansia melanjutkan dengan pemeriksaan rutin di posko satelit kesehatan. Dokter di posko tersebut, Intan Kusuma Dewi, mengungkapkan bahwa pemeriksaan kesehatan bagi lansia bertujuan untuk memastikan kesiapan fisik mereka menjelang Armuzna. “Kita periksa kondisi umumnya dulu, apakah perlu safari wukuf, murur, atau tanazul Mina,” kata Intan.
Di kloter JKG 12, terdapat 145 jamaah lansia yang telah menjalani pemeriksaan. Berdasarkan hasil pemeriksaan, sebanyak 98 orang perlu mengikuti murur bersama pendampingnya. “Kalau tanazul sudah mandatory (wajib), jadi semua lansia akan kembali ke hotel,” jelas Intan.