JAKARTA – Sebuah insiden unik sekaligus kontroversial mencoreng kompetisi Liga China League Two.
Klub divisi tiga, Changchun Xidu FC, harus menanggung sanksi serius setelah diketahui menaruh jimat di ruang ganti tim lawan sebelum pertandingan berlangsung.
Aksi tak lazim tersebut terjadi dalam laga melawan Shanxi Chongde Ronghai pada 28 Juni 2025.
Skandal ini terbongkar ketika operator Liga Sepak Bola Profesional China (CFL) menjatuhkan denda sebesar 30.000 yuan atau setara Rp67,9 juta kepada Changchun Xidu.
Dalam pernyataannya, CFL mengungkapkan bahwa staf klub memberikan bingkisan misterius kepada ofisial pertandingan sebelum kickoff dimulai.
Diketahui bahwa isi bingkisan tersebut adalah jimat kertas kuning bertuliskan mantra agar lawan kalah.
“Staf klub Changchun Xidu memberikan bingkisan tertutup kepada ofisial pertandingan sebelum pertandingan berlangsung, yang berdampak negatif,” demikian pernyataan operator Liga Sepak bola China, dikutip dari laman resmi CSL.
Langgar Etika, Changchun Xidu Terancam Reputasi Buruk
Penggunaan jimat dalam konteks olahraga dinilai bertentangan dengan semangat fair play.
CFL menilai aksi Changchun Xidu melanggar Pasal 115 dan Pasal 116 Kode Disiplin dan Etika Liga.
Foto-foto jimat yang tersebar luas di media sosial menampilkan mantra dengan tulisan yang menyerukan kekalahan bagi Shanxi Chongde Ronghai, lawan mereka saat itu.
Media City News Service yang berbasis di Shanghai menjadi salah satu pihak pertama yang melaporkan peristiwa ini.
Reaksi publik pun beragam, sebagian mengecam keras karena mencemari nilai-nilai sportivitas dalam sepak bola profesional.
“CFL akan dengan tegas dan serius menangani segala bentuk pelanggaran aturan dan disiplin sesuai ketentuan dalam Kode Disiplin dan Etika,” tulis Ketua Komite Etik dan Disiplin Zhou Ming.
Menang Tapi Tercoreng, Klub Posisi Dua Klasemen Dicibir
Ironisnya, Changchun Xidu berhasil memenangkan pertandingan tersebut dengan skor 2-0, hasil yang kini justru dilingkupi kontroversi. Klub yang saat ini menempati posisi kedua klasemen China League Two itu kini harus menghadapi sorotan tajam dan evaluasi etika.
CFL menyatakan bahwa tindakan tegas ini dilakukan demi menjaga kebersihan atmosfer stadion, ketertiban pertandingan, dan menjunjung semangat kompetisi yang bersih dari praktik-praktik mistik atau manipulatif.
Skandal ini menambah daftar panjang insiden unik di dunia sepak bola, sekaligus menjadi pengingat bahwa pencapaian prestasi seharusnya diraih melalui kerja keras dan strategi, bukan kepercayaan takhayul.***