WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, tengah menjajaki pembicaraan dengan para perwakilan dari Vietnam, India, dan Israel untuk meredakan ketegangan menyusul kebijakan tarif impor baru yang diumumkan pemerintahannya.
Dilansir dari laporan CNN yang mengutip sumber terpercaya, komunikasi intens dilakukan menjelang tenggat waktu penerapan tarif.
Trump disebut tengah mendorong tercapainya kesepakatan dagang bilateral agar ketiga negara tersebut tidak terlalu terdampak oleh kebijakan baru yang dijadwalkan berlaku pekan depan.
Pada Rabu (2/4), Presiden Trump menandatangani perintah eksekutif yang menetapkan tarif dasar sebesar 10 persen atas seluruh produk impor ke Amerika Serikat mulai 5 April 2025.
Selain itu, tarif tambahan yang lebih tinggi akan diberlakukan secara timbal balik terhadap negara-negara yang memiliki defisit perdagangan signifikan dengan AS. Kebijakan ini akan mulai berlaku pada 9 April 2025.
Langkah ini memicu reaksi dari sejumlah negara mitra dagang. Beberapa di antaranya menyatakan rencana pembalasan terhadap kenaikan tarif yang dinilai sepihak dan agresif.
Salah satu tanggapan datang dari China yang mengumumkan akan menerapkan tarif balasan sebesar 34 persen terhadap seluruh produk impor dari Amerika Serikat, efektif mulai 10 April 2025.
Ketegangan dagang ini juga memberikan dampak besar terhadap pasar keuangan. Dalam dua hari perdagangan terakhir, bursa saham Amerika mengalami penurunan tajam hingga kehilangan nilai sebesar 6,6 triliun dolar AS, mencatatkan rekor kerugian terbesar sepanjang sejarah pasar saham Negeri Paman Sam.