NEW DELHI, INDIA – Serangan militer India ke Pakistan dengan sandi Operasi Sindoor ke wilayah Pakistan pada Rabu (7/5) dini hari memicu respons keras dari Pakistan dan meningkatkan risiko konflik besar antara dua negara bersenjata nuklir tersebut. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, turut angkat bicara dan menyebut situasi ini sebagai “sesuatu yang memalukan”.
Operasi Sindoor: Pemicu Konflik Terbaru
India melancarkan serangan udara dan rudal ke tujuh wilayah di Pakistan, menargetkan lokasi yang disebut sebagai basis kelompok teroris, termasuk Jaish-e-Mohammed dan Lashkar-e-Taiba. Operasi ini merupakan respons atas serangan teror pada 22 April 2025 di Pahalgam, Kashmir, yang menewaskan 26 turis, mayoritas warga India. New Delhi menuding Pakistan mendukung kelompok militan di balik insiden tersebut, meski Islamabad membantah keras tuduhan itu.
Menurut laporan, serangan India melibatkan puluhan jet tempur dan drone, menghantam wilayah seperti Muzaffarabad, Kotli, Bagh di Kashmir yang dikuasai Pakistan, serta Bahawalpur dan Muridke di Provinsi Punjab. Sayangnya, serangan ini juga menimbulkan korban sipil. Setidaknya 31 orang tewas, termasuk anak-anak, dan lebih dari 35 orang terluka.
Pakistan Balas Dendam, Jet India Jatuh
Pakistan tak tinggal diam. Militer Islamabad melaporkan berhasil menembak jatuh lima jet tempur India, termasuk tiga unit Rafale, satu MiG-29, dan satu Sukhoi Su-30. Selain itu, Pakistan melancarkan serangan balasan dengan artileri di sepanjang Garis Kontrol (Line of Control/LoC) di Kashmir, menewaskan sedikitnya 11 warga sipil India di Poonch, Jammu, dan merusak sebuah gurdwara milik komunitas Sikh.
Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif, mengecam keras agresi India. “Saya katakan (saat itu) Pakistan tak ada kaitannya dengan insiden itu dan saya sudah mengatakan bahwa jika ada masalah, mereka seharusnya ke komisi internasional dan Pakistan akan bekerja sama sehingga hal ini menjadi jelas,” tegas Sharif, seraya menegaskan pihaknya telah mengizinkan militer untuk membalas serangan India.
Trump: “Sungguh Memalukan”
Di tengah eskalasi ini, Presiden AS Donald Trump menyampaikan pandangannya dari Gedung Putih. “Sungguh memalukan, kami baru saja mendengarnya,” ujar Trump pada 6 Mei 2025, merujuk pada serangan India ke Pakistan.
Ia berharap ketegangan antara kedua negara segera mereda, mengingat potensi dampak global dari konflik ini.
Pernyataan Trump memicu beragam reaksi. Sebagian pihak di Pakistan memandangnya sebagai kritik terhadap India, sementara lainnya menyebutnya sebagai bukti lemahnya diplomasi New Delhi di panggung internasional.
Konflik ini telah menyebabkan kekacauan di kedua negara. Sejumlah bandara di wilayah Kashmir dan India utara ditutup, dan maskapai seperti Qatar Airways membatalkan penerbangan ke Pakistan.
Sekolah-sekolah di wilayah terdampak juga ditutup, sementara India menggelar latihan pertahanan sipil yang dijadwalkan sebelumnya.
Dunia internasional bergerak cepat merespons. Inggris menawarkan bantuan untuk meredakan ketegangan, sementara China menyesalkan serangan India dan meminta kedua pihak menahan diri.
Kementerian Luar Negeri Indonesia juga mendesak India dan Pakistan untuk menghindari eskalasi lebih lanjut demi stabilitas regional.
Ancaman Nuklir dan Kekuatan Militer
Ketegangan ini makin mengkhawatirkan karena baik India maupun Pakistan memiliki arsenal nuklir. Menurut Arms Control Association, masing-masing negara memiliki sekitar 170 hulu ledak nuklir. Dalam hal kekuatan militer konvensional, India unggul dengan 1,47 juta personel militer, lebih dari dua kali lipat jumlah pasukan Pakistan. Namun, determinasi Pakistan dalam pertempuran tidak bisa dianggap remeh.
Konflik India-Pakistan kali ini mengingatkan dunia pada serangan udara India ke Pakistan pada 2019, yang juga dipicu oleh serangan teror di Kashmir. Saat itu, ketegangan berhasil diredam, namun situasi kini tampak lebih rumit dengan korban sipil yang signifikan dan respons militer yang agresif dari kedua belah pihak.
PBB dan komunitas internasional kini berada di bawah tekanan untuk mendorong dialog damai. Sementara itu, warga di Kashmir dan wilayah perbatasan terus hidup dalam ketakutan, dengan baku tembak sporadis masih terjadi hingga Rabu malam.
Operasi Sindoor telah memperburuk hubungan India-Pakistan, dengan potensi konsekuensi global yang mengerikan. Pernyataan Trump, meski singkat, mencerminkan keprihatinan dunia terhadap konflik ini.