JAKARTA – Sebanyak 61 mamalia laut ditemukan mati setelah tumpahan minyak yang disebabkan oleh kapal tanker Rusia di Laut Hitam bulan lalu, ungkap Delfa Center, sebuah lembaga penyelamatan lumba-lumba di Rusia, pada Minggu (5/1).
Menurut pernyataan Delfa Center, yang berfokus pada penyelamatan dan rehabilitasi lumba-lumba, bangkai-bangkai mamalia laut itu ditemukan setelah insiden tumpahan minyak yang terjadi pada Desember 2024. Mamalia laut yang dimaksud termasuk cetacea seperti paus, lumba-lumba, dan pesut, sebagaimana dikutip dari VOA Indonesia, Selasa (7/1).
“Dari kondisi bangkai-bangkai tersebut, terlihat bahwa sebagian besar cetacea mati dalam waktu 10 hari setelah bencana,” tulis Delfa Center melalui saluran Telegram mereka.
Lumba-lumba Azov, sejenis pesut pelabuhan yang mirip dengan lumba-lumba namun lebih dekat dengan beluga dan narwhal, disebut sebagai korban terbanyak dari tumpahan tersebut.
Pada saat yang sama, Kementerian Situasi Darurat Rusia mengungkapkan bahwa mereka sedang berusaha membersihkan tumpahan minyak yang tersebar akibat cuaca buruk. Meski begitu, angin kencang dan gelombang tinggi membuat minyak terus menyebar ke sepanjang pantai.
“Lebih dari 68 kilometer garis pantai telah dibersihkan,” kata kementerian tersebut.
Tumpahan minyak ini dimulai pada 15 Desember 2024, ketika dua kapal tanker Rusia yang sudah tua terjebak badai di Selat Kerch, jalur penghubung antara Krimea dan wilayah selatan Rusia. Satu kapal tenggelam, sementara satu lagi kandas, mengakibatkan sekitar 2.400 ton mazut (bahan bakar minyak berat) tumpah ke laut, menurut otoritas setempat.
Kementerian Situasi Darurat Rusia juga melaporkan penemuan dua lapisan minyak baru. Satu lapisan ditemukan di lepas pantai Anapa, sementara lapisan lainnya terdeteksi di teluk Kapsel, dengan panjang mencapai dua kilometer, seperti dilaporkan kantor berita Rusia TASS.
Sebagai bagian dari upaya pembersihan, ratusan sukarelawan dikerahkan untuk membersihkan pantai-pantai yang tercemar di Krimea dan pesisir selatan Rusia. Pihak berwenang Rusia juga memperingatkan bahwa mazut, jenis bahan bakar yang tumpah, sangat sulit dibersihkan karena sifatnya yang padat, berat, dan tidak mengapung di permukaan air.