BEIRUT – Perdana Menteri Lebanon, Hassan Diab bersama dengan seluruh menteri pemerintahan di negara tersebut mengundurkan diri setelah insiden ladakan dahsyat yang menewaskan ratusan orang di Ibu Kota Lebanon, Beirut.
Dalam pidatonya yang disiarkan di televisi nasional setempat ia mengatakan memilih mengundurkan diri untuk bisa bersama rakyat dalam memperjuangkan perubahan dan Lebanon yang lebih baik.
“Saya mengumumkan hari ini pengunduran diri pemerintah. Semoga Tuhan melindungi Lebanon,” ucapnya.
Setelah adanya ledakan besar di Beirut pada Selasa (4/8) lalu ada gelombang protes yang dilayangkan warga Lebanon menuntut adanya perubahan pada perlemen Lebanon.
Menteri Kesehatan Lebanon, Hamad Hassan dan Menteri Kehakiman, Marie Claude Najm diketahui sudah lebih dulu mengonfirmasi bahwa dirinya mundur dari pemerintahan, hal ini disampaikan kepada media setelah adanya rapat kabinet pada Senin (10/8) kemarin.
Najm bahkan mendapat serangan verbal dan disiram dengan air saat mengunjungi wilayah yang hancur setelah dihantam ledakan super dahsyat yang melukai ribuan orang di Kota Beirut.
“Seluruh pemerintahan mundur,” ucap Hamad.
Kabinet PM Diab saat ini menjadi kabinet sementara hingga pemerintahan yang baru lahir.
Sebelumnya Badan Keamanan Nasional setempat sudah mengumpulkan laporan mengenai bahaya penyimpanana bahan berbahaya serta mengirimkan salinan dokumen itu ke Presiden dan Perdana Menteri pada 20 Juli lalu.
Penyelidikan mengenai ledakan ini masih terus berlanjut, salah satu yang difokuskan adalah bagaimana ribuan ton amonium nitrat ini dapat disimpan dalam sebuah gudang tanpa didampingi pengawasan. 20 orang sudah diamankan termasuk Kepala Departemen Bea Cukai Lebanon dan Kepala Pelabuhan.