JAKARTA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya berhasil menyalurkan bantuan medis pertama ke Jalur Gaza sejak awal Maret 2024.
Pengiriman dilakukan pada Rabu, 25 Juni 2025, melalui perbatasan Kerem Shalom—sebuah jalur yang selama ini tertutup rapat akibat konflik dan situasi keamanan yang tidak stabil.
Sebanyak sembilan truk bermuatan pasokan kesehatan krusial berhasil masuk ke Gaza tanpa hambatan, meskipun jalur distribusi disebut sangat berisiko.
Bantuan ini terdiri atas 2.000 kantong darah dan 1.500 kantong plasma yang langsung diamankan di unit penyimpanan dingin di Kompleks Medis Nasser, pusat layanan kesehatan yang kini menjadi tumpuan utama di wilayah selatan Gaza.
Langkah ini menjadi titik balik penting di tengah krisis kesehatan yang parah, di mana rumah sakit-rumah sakit di Gaza saat ini menghadapi keterbatasan ekstrem dalam persediaan medis.
Banyak korban luka akibat insiden dalam antrean distribusi bantuan makanan kini bergantung pada pasokan yang dikirim WHO ini untuk bisa bertahan hidup.
Distribusi bantuan akan dilanjutkan secara bertahap ke fasilitas kesehatan prioritas.
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyatakan bahwa empat truk tambahan masih berada di perbatasan dan sejumlah lainnya tengah dalam perjalanan.
“Empat truk WHO masih berada di Kerem Shalom dan beberapa lainnya sedang dalam perjalanan ke Gaza,” ujarnya.
WHO juga kembali menekankan pentingnya pembukaan jalur kemanusiaan secara berkelanjutan dan tanpa hambatan.
Tedros mendesak agar seluruh rute logistik yang memungkinkan dimanfaatkan seefektif mungkin guna mempercepat masuknya bantuan medis ke wilayah yang dilanda krisis ini.
Ia menyebut kerja sama internasional adalah kunci untuk membuka akses kemanusiaan yang tertutup akibat blokade dan konflik berkepanjangan.
Dengan tekanan global yang kian besar dan kebutuhan medis yang semakin darurat, WHO berharap bahwa pengiriman bantuan ini dapat menjadi langkah awal dari arus dukungan internasional yang lebih konsisten dan berkelanjutan ke Gaza.***