Negara paling bahagia di Asia tahun ini resmi disandang oleh Taiwan, menurut World Happiness Report 2025 yang dirilis pada Kamis (20/3).
Dalam daftar yang memeringkat 147 negara dan wilayah di dunia, Taiwan menempati posisi ke-27 secara global, naik empat peringkat dari tahun lalu. Capaian ini sekaligus menggeser Singapura dari posisi teratas di kawasan Asia.
Taiwan sendiri adalah sebuah pulau dengan sistem pemerintahan demokratis yang berdiri sendiri, namun seringkali diklaim oleh Beijing sebagai bagian dari wilayahnya.
Enam Faktor Penentu Kebahagiaan
Dalam menentukan peringkat negara paling bahagia, para peneliti menganalisis enam faktor utama yang berkontribusi terhadap kesejahteraan, diantaranya:
- Produk domestik bruto (PDB) per kapita
- Dukungan sosial
- Harapan hidup sehat
- Kebebasan dalam membuat pilihan hidup
- Kedermawanan
- Persepsi terhadap tingkat korupsi
Meski berbasis pada persepsi pribadi, keenam faktor tersebut membantu menjelaskan mengapa tingkat kebahagiaan bisa sangat bervariasi antarnegara.
Daftar Negara Paling Bahagia di Asia 2025
Berikut inia adalah deretan 10 besar negara paling bahagia di Asia versi World Happiness Report 2025:
- Taiwan
- Singapura
- Vietnam
- Thailand
- Jepang
- Filipina
- Republik Korea
- Malaysia
- China
- Mongolia
Bagaimana dengan Indonesia?
Sayangnya, Indonesia harus puas berada di posisi ke-83 dunia, turun tiga peringkat dibanding tahun sebelumnya. Capaian ini masih tertinggal jauh dari beberapa negara tetangga seperti Singapura (peringkat 34), Thailand (49), dan Malaysia (64).
Sementara Taiwan menjadi negara paling bahagia di Asia, posisi puncak daftar negara paling bahagia masih didominasi oleh negara-negara Nordik.
Finlandia mempertahankan gelar sebagai negara paling bahagia di dunia selama delapan tahun berturut-turut, diikuti oleh Denmark, Islandia, Swedia, dan Belanda.
Laporan tahunan ini merupakan kolaborasi antara sejumlah ilmuwan dan pakar terkemuka dalam bidang kesejahteraan, dan didasarkan pada data dari Gallup World Poll.
Penilaian dilakukan berdasarkan evaluasi subjektif individu terhadap kehidupan mereka, yang dirata-ratakan selama tiga tahun, dari 2022 hingga 2024.