NTB – Sebanyak 33 atlet dari berbagai negara mengikuti Kejuaraan Paralayang Internasional Skylancing X’Cross Country Championship 2025 yang resmi dibuka di Desa Mekarsari, Lombok Tengah, NTB, Selasa (14/10/2025).
Acara dibuka secara resmi oleh Asisten Potensi Dirgantara (Aster) Kaskoopsudnas Marsma TNI Elya Ardianto, yang mewakili Panglima Komando Operasi Udara Nasional (Pangkoopsudnas) Marsdya TNI Minggit Tribowo. Pembukaan ini menandai kolaborasi lintas sektor yang kuat untuk mempromosikan NTB sebagai pusat pariwisata olahraga (sport tourism) di Indonesia.
Dalam sambutan tertulis Pangkoopsudnas yang dibacakan oleh Aster Kaskoopsudnas, disampaikan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi NTB, PB FASI, Lanud TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid, serta seluruh pihak yang berkolaborasi menyukseskan event internasional ini.
Event ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga simbol sinergi antara pemerintah, federasi olahraga, dan TNI AU dalam meningkatkan citra Indonesia di mata dunia, khususnya melalui olahraga paralayang yang menantang adrenalin.
Bagi Lanud ZAM dan Pemprov NTB, kejuaraan paralayang 2025 ini merupakan kesempatan emas untuk memamerkan infrastruktur dan kesiapan daerah sebagai calon tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) 2028. Selain itu, ajang ini memperkuat NTB sebagai destinasi utama sport tourism, dengan potensi menarik wisatawan mancanegara yang mencari pengalaman petualangan udara di tengah panorama alam Lombok yang memukau.
Dari perspektif TNI Angkatan Udara (AU), olahraga dirgantara seperti paralayang mencerminkan nilai keberanian, keseimbangan, dan kepercayaan diri yang sejalan dengan karakter prajurit dan insan dirgantara.
Kompetisi ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal melalui kunjungan peserta dan penonton, sekaligus memotivasi generasi muda NTB untuk mengeksplorasi potensi karier di bidang penerbangan dan pariwisata dari “langit” daerah sendiri.
Skylancing Paragliding X’Cross Country Championship 2025 berlangsung hingga beberapa hari ke depan, dengan rute lintas negara yang menguji ketahanan fisik dan strategi atlet.
Event ini juga menyoroti pentingnya keselamatan penerbangan dan pelestarian lingkungan di kawasan pegunungan Lombok, yang menjadi trek utama perlombaan.




