JAKARTA – Ancaman radikalisme kini bertransformasi. Tak lagi hanya ledakan bom di tempat umum, kini ideologi kekerasan merayap melalui unggahan media sosial, siaran daring, hingga transaksi digital yang tak terlacak.
Di tengah dunia yang semakin terhubung, jaringan teror lintas negara kian licin menyusup. Namun, Indonesia tak tinggal diam. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyerukan gerakan Siap Jaga Indonesia, mengajak seluruh elemen bangsa melawan ancaman ini dengan kesadaran kolektif.
Radikalisme di Era Digital: Ancaman Baru, Wajah Lama
Dulu, terorisme identik dengan serangan fisik. Kini, ia beradaptasi dengan zaman, memanfaatkan platform digital untuk menyebarkan narasi kebencian. Dari propaganda daring hingga transaksi gelap via dompet digital, radikalisme kini hanya berjarak satu klik. Tantangan ini diperparah oleh jaringan teror internasional yang memanfaatkan globalisasi untuk memperluas pengaruhnya.
Meski demikian, Indonesia menunjukkan ketangguhan. Di usia ke-15, BNPT tak hanya menjadi benteng pertahanan, tetapi juga jembatan dialog. Kepala BNPT, Komjen Eddy Hartono, menegaskan bahwa keberhasilan menekan terorisme adalah buah kerja sama lintas pihak.
“Perjalanan 15 tahun BNPT adalah wujud nyata dari sinergi dan kolaborasi pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat,” ujar Eddy.
Pendekatan BNPT tak hanya mengandalkan strategi keras, tetapi juga sentuhan humanis. “Kami percaya bahwa pencegahan tidak hanya dilakukan dengan strategi, tetapi dengan hati yang ikhlas, melalui langkah yang edukatif dan pembinaan secara komprehensif,” tambahnya.
Nol Serangan Teror: Bukti Kolaborasi Bangsa
Sejak 2023, Indonesia mencatatkan zero attack, sebuah prestasi gemilang dalam pencegahan terorisme. Di balik angka ini, ada kisah nyata: eks napiter yang kini menjalani usaha halal, penyintas yang bangkit dari trauma, dan komunitas yang memilih damai meski pernah terluka. BNPT aktif mendampingi reintegrasi eks pelaku teror, memperkuat penyintas, dan membangun jejaring damai bersama tokoh agama serta komunitas lokal.
“BNPT akan terus hadir di tengah masyarakat, menjadi mitra yang solutif dan menjaga nilai-nilai kemanusiaan,” kata Eddy.
Psikolog forensik Dra. Reni Kusumowardhani, M.Psi., yang terlibat dalam rehabilitasi eks napiter, menilai capaian ini sebagai kemenangan bersama. “Kita semua punya prestasi zero attack dan ini tentunya bukan hanya prestasi BNPT tetapi prestasi kita semua, seluruh masyarakat dan bangsa Indonesia,” ujarnya.
RAN PE: Kolaborasi Lintas Sektor untuk Indonesia Damai
Kunci keberhasilan ini terletak pada kolaborasi lintas sektor melalui *Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme (RAN PE)*. Program ini melibatkan tak hanya aparat, tetapi juga guru, ulama, seniman, hingga pemuda lokal dalam deteksi dini dan penguatan ketahanan masyarakat. Pendekatan ini mengedepankan dialog, bukan konfrontasi, menciptakan ruang bagi solusi yang lebih manusiawi.
Namun, tantangan belum usai. Direktur Eksekutif CSIS, Yose Rizal Damuri, mengingatkan bahwa terorisme tak hanya merenggut nyawa, tetapi juga merusak kepercayaan sosial. “Terorisme bisa menjadi devastating dan itu sudah merugikan tidak hanya secara fisik, kerugian ekonomi namun juga kehilangan nyawa. Tapi yang lebih penting deceive kepercayaan sosial dan attitude yang juga sangat boleh jadi membuat kita menghadapi situasi dan dampak yang sangat sulit,” katanya.
Di era digital, ancaman terorisme kian kompleks dan senyap. Pendekatan lintas batas dan kesadaran bersama menjadi keharusan untuk menangkalnya.
Siap Jaga Indonesia: Panggilan untuk Semua
Melalui gerakan Siap Jaga Indonesia, BNPT mengajak masyarakat menjaga negeri dari benih kebencian. Pencegahan tak lagi hanya tugas aparat, tetapi tanggung jawab bersama—mulai dari ruang kelas, masjid, media sosial, hingga obrolan di meja makan. Setiap langkah kecil, seperti melaporkan konten radikal atau mengedukasi keluarga, adalah bagian dari perjuangan menuju Indonesia Emas 2045.
Indonesia telah membuktikan bahwa luka bisa sembuh dan yang patah bisa tumbuh kembali. Dengan menjaga pikiran, narasi, dan sesama, bangsa ini siap melangkah menuju masa depan yang lebih damai.