JAKARTA — Setiap pagi, Juwita kini merasa lebih tenang. Ia tak lagi cemas memikirkan biaya seragam, buku, atau uang makan untuk anaknya, Fachri. Sejak program Sekolah Rakyat dimulai pada tahun ajaran baru 2025–2026, beban yang dulu terasa berat mulai terangkat.
“Saya sangat bersyukur karena anak saya sekarang lebih rajin, dan juga lebih santun dalam berbicara dengan orang tua. Ada rasa haru, karena anak saya jadi lebih mandiri. Dulu di rumah saya yang cuci bajunya, sekarang dia mencuci bajunya sendiri,” ungkap Juwita saat ditemui di Sekolah Rakyat Menengah Pertama 6 Jakarta, Senin (4/8/2025).
Fachri, yang kini tinggal di asrama, menunjukkan perubahan yang nyata. Tak hanya soal kemandirian, tetapi juga kebiasaan hidup yang lebih sehat. “Di sini vitamin dan makanannya dijamin. Saya sangat berterima kasih pada Bapak Presiden,” katanya dengan penuh rasa syukur.
“Anak saya jadi lebih ceria dan semangat,” tambah Juwita.
Hal serupa juga dirasakan Dian, orang tua dari Aditya. Menurutnya, Sekolah Rakyat adalah jawaban atas doanya agar anaknya bisa belajar hidup disiplin dan meringankan beban ekonomi keluarga.
“Saya sangat senang karena ini satu-satunya cara agar anak saya bisa mandiri. Pikirannya juga jadi lebih dewasa,” ujar Dian, yang tampak terharu.
Perubahan yang Dian lihat pada Aditya tidak hanya tampak pada sikapnya, tetapi juga pada fisiknya. “Alhamdulillah, postur tubuhnya jadi lebih gemuk, dan dia sekarang lebih bersih. Dulu, makan saja susah. Di sini, alhamdulillah, semuanya teratur: makan, aktivitas, sholat, mengaji. Saya sangat senang karena Sekolah Rakyat ini benar-benar membantu kami,” tambah Dian.
Bagi Juwita dan Dian, Sekolah Rakyat bukan sekadar fasilitas pendidikan. Program ini menjadi penopang hidup bagi keluarga menengah ke bawah yang selama ini berjuang keras untuk membiayai pendidikan anak.
“Saya sangat berterima kasih kepada Bapak Presiden Prabowo Subianto, karena pendidikan anak saya sekarang sudah terjamin. Makan, seragam, buku tulis, semuanya sudah ada. Sebagai orang tua yang termasuk kategori menengah ke bawah, saya sangat bersyukur,” kata Juwita dengan tulus.
Dian juga tak bisa menahan haru. “Terima kasih kepada Presiden yang telah menghadirkan Sekolah Rakyat ini. Anak saya ada di sini, dan saya hanya bisa mengucapkan terima kasih. Semoga beliau selalu diberi kesuksesan, kesehatan, dan rezeki yang berlimpah. Saya hanya bisa mengucapkan terima kasih beribu-ribu kali,” tuturnya dengan penuh rasa syukur.
Bagi mereka, Sekolah Rakyat bukan hanya tempat anak-anak belajar. Program ini telah menjadi ruang harapan baru, mengurangi beban hidup, membantu anak-anak tumbuh mandiri, dan memberikan keyakinan bahwa masa depan akan lebih pasti.




