JAKARTA – Bantuan kemanusiaan seberat empat ton akhirnya diterbangkan menuju sejumlah titik pengungsian di Sumatera Barat (Sumbar) yang masih terputus aksesnya akibat banjir dan longsor.
Pengiriman logistik tersebut dilakukan menggunakan helikopter milik TNI dan Basarnas untuk memastikan suplai pangan tetap menjangkau wilayah terdampak paling parah pada Senin (1/12).
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menjelaskan bahwa penggunaan armada udara diperlukan karena sebagian besar jalur darat hancur diterjang bencana.
“Sejumlah akses terhalang pasca bencana banjir dan longsor,” kata Muhari dalam siaran pers resmi yang dirilis pada hari yang sama.
Ia menegaskan bahwa BNPB, TNI, dan Basarnas mengoordinasikan pengiriman empat ton bantuan menuju Kabupaten Solok, Agam, dan Pasaman Barat sebagai prioritas awal.
Sebagian distribusi dikendalikan melalui helikopter Basarnas yang membawa paket makanan kemasan, beras, air mineral, bahan baku konsumsi, kasur, dan obat-obatan.
Untuk wilayah Pasaman Barat, helikopter TNI AU mengangkut 1,34 ton bantuan menuju Maligi berupa bahan pangan, makanan bayi, makanan siap saji, air mineral, serta selimut.
Pengiriman tambahan kemudian dilakukan ke Kabupaten Agam melalui udara dengan total 2,3 ton bantuan yang disalurkan ke Tiku dan Sungai Puar.
Bantuan tersebut mencakup beragam kebutuhan mendesak seperti air mineral, makanan ringan, sembako, kasur, selimut, makanan olahan, dan makanan bayi, “Pengiriman bantuan ini menggunakan helikopter yang dioperasikan TNI AU,” ucapnya.
Data sementara BPBD Solok mencatat 958 KK atau 3.949 jiwa telah mengungsi dengan total penduduk terdampak mencapai 4.750 KK.
Di Pasaman Barat, tercatat 338 KK atau 1.491 jiwa berada di lokasi pengungsian sementara jumlah warga terdampak mencapai 14.808 KK atau setara 57.948 jiwa.
BPBD Agam masih melakukan pendataan lanjutan untuk memastikan seluruh korban teridentifikasi dan mendapatkan dukungan logistik yang memadai.
BNPB bersama seluruh unsur tanggap darurat terus memaksimalkan distribusi bantuan melalui jalur darat, laut, dan udara agar logistik tidak terhambat.
“Pembukaan akses darat dilakukan dengan pengerahan alat berat, hal itu untuk mengefektifkan pengirman,” katanya.
Sumatera Barat menjadi salah satu dari tiga provinsi terdampak paling berat bersama Aceh dan Sumatera Utara, dengan lebih dari 120 korban meninggal akibat rangkaian bencana tersebut.***