SINGAPURA – Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto mengungkapkan rasa bangganya terhadap kesetiaan Tentara Nasional Indonesia (TNI) kepada rakyat Indonesia. Pernyataan ini ia sampaikan setelah menyoroti situasi yang terjadi di Myanmar, di mana rezim militer tidak mendukung kepentingan masyarakat.
“Dalam konteks Myanmar, sangat jelas bahwa ASEAN menolak tindakan otoriter dan kekerasan yang dilakukan oleh rezim militer Myanmar terhadap rakyatnya sendiri,” ungkap Prabowo saat sesi tanya jawab di acara International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue 20th Asia Security Summit di Singapura pada Sabtu.
Prabowo juga mengingatkan bahwa Indonesia sendiri pernah mengalami masa sulit di masa lalu. Namun, TNI Indonesia secara sukarela telah menjauh dari politik praktis untuk menjaga netralitasnya.
“Saya percaya bahwa kita adalah salah satu contoh langka di dunia di mana militer secara sukarela menjauh dari politik praktis hingga saat ini, dan kami bangga dengan hal itu,” ujarnya.
“Tradisi militer di Indonesia adalah bahwa tentara adalah milik rakyat, dan kami bangkit dari rakyat. Tanpa rakyat, kami tidak ada apa-apa,” tambah Prabowo.
Selanjutnya, Prabowo berharap bahwa Myanmar dapat belajar dari pengalaman yang pernah dilalui oleh Indonesia. Menurutnya, situasi sulit dapat diatasi dengan memegang teguh komitmen bahwa tugas utama militer adalah melindungi rakyat.
“Kami ingin meyakinkan rekan-rekan kami di Myanmar bahwa militer harus selalu berada di pihak rakyat dan tidak boleh menggunakan kekerasan terhadap rakyatnya sendiri,” tegasnya.
