HAIFA – Militer Israel terus melancarkan serangan udara intensif ke Suriah dalam beberapa hari terakhir, setelah lengsernya Presiden Bashar al-Assad. Israel mengklaim bahwa serangan tersebut telah menghancurkan sekitar 80 persen dari kapasitas militer strategis yang dimiliki rezim Assad sebelumnya.
Serangan-serangan udara ini menargetkan sejumlah fasilitas militer penting di Suriah, termasuk bandara, radar, depot senjata, serta pusat penelitian dan peperangan elektronik. Salah satu sasaran utama adalah Gunung Hermon yang berbatasan langsung dengan Damaskus, yang kini dikuasai oleh pasukan Israel setelah pasukan Suriah meninggalkan wilayah tersebut.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengungkapkan bahwa ia telah memerintahkan pembentukan “zona pertahanan steril” di bagian selatan Suriah. Zona ini diharapkan dapat mencegah pembentukan dan pengorganisasian kelompok teroris di kawasan tersebut tanpa memerlukan kehadiran militer Israel secara permanen.
Katz juga menambahkan bahwa serangan udara Israel telah berhasil menargetkan sejumlah kapal angkatan laut Suriah. “Militer Israel telah beroperasi di Suriah dalam beberapa hari terakhir untuk menyerang dan menghancurkan kemampuan strategis yang mengancam Negara Israel. Angkatan laut beroperasi tadi malam untuk menghancurkan armada Suriah dengan sangat sukses,” kata Katz di Haifa, seperti dilaporkan oleh Al Jazeera.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) melaporkan bahwa dalam 48 jam terakhir, Israel telah melakukan sekitar 250 serangan udara, yang bertujuan untuk menghancurkan infrastruktur militer penting milik rezim Assad. Media Israel juga mengutip sumber militer yang menyebutkan bahwa serangan ini merupakan operasi udara terbesar yang pernah dilakukan oleh angkatan udara Israel.
Serangan Israel juga menargetkan tiga bandara utama di Suriah, yaitu yang terletak di Homs, Qamishli, dan Damaskus. Langkah ini diambil untuk mencegah peralatan militer strategis jatuh ke tangan oposisi, yang kini menguasai sebagian besar wilayah Suriah setelah menggulingkan al-Assad.
Hingga kini, belum ada reaksi resmi dari pemerintah Suriah, yang baru saja menunjuk perdana menteri sementara, Mohammed al-Bashir, pada Selasa (10/12/2024).