JAKARTA – Pemerintah melalui instruksi langsung Presiden Prabowo Subianto memulai langkah besar dalam sejarah pemberdayaan ekonomi perdesaan. Melalui program Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes Merah Putih), negara menargetkan pendirian hingga 80.000 koperasi di seluruh pelosok Tanah Air.
Langkah ini dilakukan dengan latar belakang fakta bahwa koperasi aktif saat ini baru menjangkau sebagian desa di Indonesias
“Jumlah desa di Indonesia mencapai 84.276 dengan total koperasi 51.505 unit. Artinya, koperasi baru beroperasi di sekitar 61% desa yang ada,” demikian dikutip dari laporan Next Indonesia Center, Jumat (30/5).
Dengan kata lain, lebih dari 30.000 desa belum tersentuh layanan koperasi secara aktif. Pemerintah melihat kekosongan ini sebagai peluang strategis untuk menumbuhkan perekonomian rakyat melalui koperasi berbasis komunitas desa. Apalagi menurut laporan yang sama, koperasi simpan pinjam (KSP) – jenis koperasi paling populer – pun baru hadir di “19,1% desa.”
Prabowo telah menandatangani Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2025 untuk mempercepat pembentukan Kopdes Merah Putih. Dalam inpres itu, Presiden menugaskan seluruh perangkat pemerintahan di pusat dan daerah untuk turut mendorong realisasi pembentukan koperasi desa.
Kopdes Merah Putih tidak hanya hadir sebagai entitas baru, tetapi juga dirancang fleksibel.
Pemerintah membuka tiga sumber pembentukan koperasi: pendirian baru, transformasi koperasi eksisting yang aktif, dan revitalisasi koperasi yang tidak aktif.
“Jadi, bisa saja koperasi lama bertahan dan tidak dibangun koperasi baru di situ. Mungkin hanya perlu mengganti nama menjadi Kopdes Merah Putih,” tulis laporan NEXT Indonesia.
Laporan juga mengutip Kementerian Koperasi dan UKM yang menjamin bahwa kehadiran koperasi ini bukan untuk mematikan lembaga ekonomi desa yang sudah ada, seperti BUMDes. Kopdes akan menjadi “pelengkap keberadaan BUMDes sehingga pemerintah desa bisa mengakselerasi program peningkatan kesejahteraan masyarakat desa.”
Potensi pertumbuhan koperasi dinilai sangat besar, terlebih lagi “hampir 40% masyarakat miskin bekerja sebagai buruh tani dan mayoritas tinggal di perdesaan,” menurut data Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTESN) yang juga dikutip dalam laporan tersebut. Dengan basis ini, koperasi diyakini bisa menggerakkan ekonomi lokal di 95% wilayah desa Indonesia.
Program Kopdes Merah Putih dirancang sebagai motor ekonomi baru yang mampu menjawab tantangan struktural desa: dari akses permodalan, distribusi sembako dan pupuk, hingga fasilitas keuangan. Apabila dijalankan secara inklusif dan tepat sasaran, koperasi desa ini akan menjadi penggerak utama dalam mewujudkan cita-cita besar Indonesia: pertumbuhan ekonomi yang merata dan berkelanjutan hingga ke akar rumput