JAKARTA – Ketegangan di perbatasan Pakistan-Afghanistan kembali meledak. Bentrokan malam Selasa (14/10/2025) menewaskan 15 warga sipil dan melukai lebih dari 100, termasuk banyak perempuan dan anak-anak. Konflik ini memperparah hubungan yang sudah tegang sejak Taliban berkuasa di Kabul.
Pertempuran intensif melibatkan pasukan militer kedua negara terjadi di distrik Spin Boldak, Afghanistan tenggara, dan distrik Chaman di sisi Pakistan.
Lokasi ini sering menjadi titik panas akibat perselisihan wilayah dan dugaan penyelundupan militan. Saling tuding langsung mewarnai narasi masing-masing pihak, dengan keduanya menyalahkan lawan sebagai penyerang utama.
Dalam pernyataan resminya melalui unggahan di platform X, Zabihullah Mujahid, juru bicara Taliban Afghanistan, mengecam aksi Pakistan sebagai pemicu kekacauan.
Menurut Mujahid, pasukan Pakistan memulai agresi dengan menembakkan “senjata ringan dan berat” ke wilayah Afghanistan, yang berujung pada korban jiwa sipil yang signifikan.
Ia menambahkan bahwa respons balasan dari pihak Afghanistan berhasil menewaskan “sejumlah besar” personel militer Pakistan, sekaligus merebut senjata serta tank musuh, di samping merusak fasilitas militer di sisi perbatasan tersebut.
Data korban semakin tragis saat Ali Mohammad Haqmal, juru bicara pers Distrik Spin Boldak, mengonfirmasi bahwa setidaknya 15 warga sipil tewas akibat tembakan silang tersebut.
Sementara itu, seorang pejabat rumah sakit distrik yang dikutip oleh kantor berita AFP menyebutkan bahwa di antara 100 lebih korban luka, sebanyak 80 di antaranya adalah perempuan dan anak-anak yang terjebak di zona konflik.
Angka ini menyoroti dampak kemanusiaan yang parah dari eskalasi kekerasan di kawasan yang sudah rentan.
Insiden ini bukan yang pertama bagi perbatasan panjang sepanjang 2.600 kilometer antara kedua negara, yang sering kali menjadi arena bagi persaingan geopolitik.
Sejak Taliban kembali berkuasa, tuduhan saling lempar mengenai dukungan terhadap kelompok militan seperti Tehrik-i-Taliban Pakistan (TTP) telah merusak upaya diplomasi.
Pakistan, yang sebelumnya menjadi sekutu dekat Kabul di era pra-Taliban, kini menghadapi gelombang serangan domestik yang dikaitkan dengan jaringan militan lintas batas.
Belum ada tanggapan resmi dari otoritas Pakistan terkait klaim Taliban, meski sumber militer Islamabad biasanya membantah tuduhan serupa sebagai provokasi dari pihak Afghanistan.
Organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan badan bantuan kemanusiaan telah mendesak gencatan senjata segera untuk mencegah eskalasi lebih lanjut, mengingat jutaan warga di kedua sisi perbatasan bergantung pada stabilitas wilayah ini untuk kelangsungan hidup.
Hingga Rabu pagi (15/10/2025), situasi di Spin Boldak dan Chaman masih tegang, dengan laporan sporadis tentang tembakan artileri.
Pemerintah kedua negara diharapkan segera menggelar pembicaraan darurat untuk meredakan konflik, terutama menjelang musim dingin yang dapat memperburuk krisis kemanusiaan.




