JAKARTA – Bencana hidrometeorologi terus menghantui sejumlah wilayah Indonesia pada April 2025. Data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, banjir dan tanah longsor menjadi bencana paling sering terjadi, dipicu oleh hujan deras yang mengguyur berbagai daerah.
Salah satu peristiwa terparah terjadi di Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Hujan lebat yang turun sejak Rabu, 16 April, memicu longsor di tiga dusun di Kecamatan Bonggakaradeng, Desa Buakayu, sekitar pukul 17.00 WITA. Tanah yang tidak stabil dan kondisi lereng curam memperparah dampak kejadian tersebut.
Tiga warga mengalami luka berat dan dirujuk ke RS Laki, sementara enam lainnya dirawat di Puskesmas Buakayu karena luka ringan. Dua rumah dan satu tempat ibadah dilaporkan mengalami kerusakan berat.
Tim gabungan dari BPBD Tana Toraja, TNI, Polri, dan aparat pemerintah daerah dikerahkan untuk membuka akses jalan yang tertutup material longsor dengan menggunakan dua unit ekskavator. Pemerintah daerah menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari, terhitung sejak 8 hingga 22 April 2025, berdasarkan Keputusan Bupati Nomor: 71/IV/Tahun 2025.
Di Jawa Tengah, bencana juga terjadi di Kabupaten Rembang pada Kamis, 17 April. Hujan deras disertai angin kencang menyebabkan sebatang pohon setinggi 10 meter tumbang di Desa Mondoteko, Kecamatan Rembang. Satu orang meninggal dunia akibat insiden ini, dan satu unit sepeda motor rusak serta akses jalan sempat terganggu. BPBD setempat melakukan evakuasi dan pembersihan pohon pada malam hari, dan lalu lintas kembali normal.
Masih di Rembang, banjir melanda tiga kecamatan yakni Rembang, Pamotan, dan Sarang. Hujan intens yang terjadi pada malam hari menyebabkan sungai meluap dan merendam 25 rumah serta berdampak pada 85 kepala keluarga. Beruntung, banjir mulai surut sekitar pukul 23.00 WIB.
BNPB kembali mengingatkan masyarakat dan pemerintah daerah untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana hidrometeorologi, terutama selama musim hujan masih berlangsung.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengimbau masyarakat untuk rutin memantau prakiraan cuaca, membersihkan saluran air, dan menyiapkan tas siaga bencana. Ia menekankan, jika hujan lebat terjadi lebih dari satu jam dan jarak pandang terbatas hingga kurang dari 100 meter, warga yang tinggal di sekitar daerah aliran sungai (DAS) maupun perbukitan agar segera mengungsi sementara ke tempat yang lebih aman.
Langkah-langkah preventif seperti membersihkan saluran drainase, memantau prakiraan cuaca, hingga mempersiapkan evakuasi dini menjadi kunci dalam menghadapi potensi bencana yang diprediksi masih akan terus terjadi.