JATENG – Potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah Jawa Tengah diperkirakan masih akan berlangsung hingga Sabtu (25/1). Seiring dengan itu, warga diminta untuk tetap waspada terhadap ancaman bencana hidrometeorologi yang dapat terjadi di daerah dataran tinggi, menengah, hingga rendah, seperti tanah longsor, banjir, angin puting beliung, serta sambaran petir.
“Saat ini wilayah Indonesia terpantau adanya gangguan atmosfer yang menyebabkan peningkatan potensi cuaca ekstrem, sehingga beberapa daerah di Jawa Tengah juga merasakan dampaknya,” ungkap Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Yoga Sembodo, pada Kamis (23/1), dilansir dari MI.
Menurut analisis dinamika atmosfer, keberadaan sirkulasi siklonik di wilayah Kalimantan mengakibatkan pertemuan masa udara dan belokan angin di Jawa Tengah, yang turut diperkuat dengan aktifnya Gelombang Ekuatorial Rossby di wilayah Jawa. Kondisi ini mendukung pembentukan awan-awan konfektif di sekitar wilayah Jawa Tengah.
Selain itu, kelembapan udara yang tinggi di berbagai ketinggian memperburuk kondisi, meningkatkan potensi pembentukan awan hujan yang dapat mencapai lapisan atmosfer atas. Labilitas lokal yang kuat semakin memicu proses konveksi skala lokal, yang berisiko memunculkan awan cumulonimbus, yang dapat menyebabkan hujan lebat disertai angin kencang dan sambaran petir. Berdasarkan analisis tersebut, cuaca ekstrem diperkirakan akan melanda wilayah Jawa Tengah antara 23 hingga 25 Januari, sehingga masyarakat diminta untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi.