JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) telah mengumumkan bahwa Iduladha 2025, yang bertepatan dengan 1446 Hijriah, akan jatuh pada Jumat, (6/6/2025). Pengumuman tersebut disampaikan dalam Sidang Isbat yang diadakan pada Selasa, (27/5/2025).
Iduladha sendiri merupakan peringatan atas pengorbanan Nabi Ibrahim AS, yang siap mengorbankan putranya, Nabi Ismail AS, demi ketaatan kepada Allah SWT. Sebagai ganti pengorbanan tersebut, Allah SWT menggantinya dengan seekor domba yang menjadi simbol kurban hingga hari ini.
Pada momen Iduladha, umat Islam di seluruh dunia melaksanakan salat Iduladha secara berjamaah pada pagi hari, kemudian melanjutkan dengan penyembelihan hewan kurban seperti sapi, kambing, atau domba sebagai bentuk ketakwaan dan kepedulian terhadap sesama, terutama bagi kaum dhuafa.
Selain itu, terdapat beberapa amalan sunah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW untuk dilaksanakan pada hari yang penuh berkah ini.
Amalan Sunah Sebelum dan Sesudah Salat Iduladha
Berdasarkan kitab Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh karya Syekh Wahbah Az-Zuhaili, terdapat lima amalan utama yang bisa dilakukan sebelum dan sesudah salat Iduladha, yang dapat memperkaya makna dari hari raya ini.
- Menghidupkan Malam Takbiran
Malam takbiran, yang merupakan malam menjelang Iduladha, dianjurkan untuk dihidupkan dengan takbir. Takbir ini dimulai sejak malam 10 Zulhijah hingga pagi hari sebelum salat Iduladha. Umat Islam dapat mengumandangkan takbir secara berjemaah di masjid, musala, atau bahkan di rumah masing-masing. Selain takbir, zikir, selawat, dan salat malam juga dianjurkan, karena malam takbiran merupakan waktu mustajab bagi doa-doa umat Islam. - Mandi, Memakai Wewangian, dan Mengenakan Pakaian Terbaik
Sebelum berangkat menuju tempat pelaksanaan salat, dianjurkan untuk mandi, memakai wewangian, dan mengenakan pakaian terbaik. Mandi ini bukan hanya sekadar penyucian diri, melainkan juga sebuah simbol penghormatan terhadap hari besar umat Islam, sebagaimana halnya dengan mandi sebelum shalat Jumat. Memilih pakaian terbaik harus dilakukan dengan tetap menjaga kesederhanaan, karena esensi perayaan ini adalah ketakwaan, bukan kemewahan. - Berangkat ke Tempat Salat dengan Berjalan Kaki
Seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, umat Islam dianjurkan untuk berjalan kaki menuju tempat pelaksanaan salat. Selain mencerminkan kerendahan hati, berjalan kaki juga memperlihatkan semangat kebersamaan dalam menyambut hari raya. Bahkan, Rasulullah SAW sering kali memilih jalan yang berbeda antara jalan pergi dan pulang. “Nabi SAW ketika salat ‘ied, beliau lewat jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang.” (HR. Bukhari no. 986). - Tidak Makan Sebelum Salat Iduladha
Berbeda dengan Idulfitri, pada Iduladha umat Islam dianjurkan untuk tidak makan sebelum salat. Tujuan dari amalan ini adalah agar umat Islam dapat menikmati daging kurban setelah salat sebagai bentuk rasa syukur dan ibadah. Makan daging kurban juga mengingatkan kita bahwa rezeki datang dari Allah SWT, serta menjadi simbol kepedulian sosial kepada sesama. - Bersuka Cita dan Mempererat Silaturahim
Setelah melaksanakan salat, umat Islam dianjurkan untuk menunjukkan keceriaan, mempererat tali silaturahim dengan keluarga, tetangga, dan sesama Muslim. Iduladha adalah waktu untuk memperkuat ikatan sosial, menyebarkan kebahagiaan, serta saling memaafkan. Ucapan selamat, berkunjung ke rumah kerabat, dan berbagi makanan adalah amalan yang membawa berkah dan memperkokoh hubungan antar sesama.
Dengan melaksanakan amalan-amalan sunah ini, selain mempererat hubungan antar umat, kita juga dapat memperkokoh keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.