PONOROGO – Sedikitnya empat ekor sapi ternak di Desa Jimbe, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, dilaporkan mati mendadak dalam 10 hari terakhir dengan gejala yang diduga mirip Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Perangkat Desa Jimbe, Moch Aziz Eko Febrianto, membenarkan adanya kasus kematian mendadak ini.
“Iya, empat sapi milik warga kami dilaporkan mati mendadak dalam 10 hari terakhir dengan gejala yang mirip PMK. Selain itu, ada satu ekor sapi lagi dilaporkan sakit,” ungkapnya, Kamis (2/1).
Menurut Eko, pihak desa telah melaporkan kejadian tersebut kepada kecamatan dan mantri hewan, namun hingga kini belum ada tindakan lanjut.
Eko menambahkan, empat sapi yang mati merupakan jenis Brahman. Adapun total kerugian yang dialami peternak atas kematian mendadak sapi-sapi tersebut diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah.
“Sapi-sapi yang mati langsung dikubur oleh pemiliknya,” tambahnya.
Hingga saat ini, Dinas Peternakan Kabupaten Ponorogo belum memberikan tanggapan resmi terkait laporan tersebut. Namun, berdasarkan data sebelumnya wabah PMK di Ponorogo sempat dinyatakan terkendali setelah vaksinasi massal pada pertengahan tahun lalu.
Kasus terbaru ini kembali memicu kekhawatiran peternak akan dampak ekonomi. Seekor sapi Brahman dengan berat lebih dari 500 kilogram dapat mencapai harga hingga Rp20 juta. Peternak mendesak pemerintah untuk segera turun tangan.
“Kami hanya ingin sapi-sapi ini bisa diselamatkan,” ujar Kayun, salah satu peternak.
Kayun, warga Dukuh Setutup, Desa Jimbe, juga melaporkan bahwa salah satu sapinya menunjukkan gejala serupa PMK.
“Sudah sepekan gejalanya seperti ini. Mulut dan hidung berlendir, tidak bisa berdiri, kukunya luka, dan tidak mau makan,” katanya, Selasa (31/12).
Ia terpaksa mengobati sapinya secara mandiri dengan menyemprotkan antibiotik dan memberikan pakan secara paksa.
“Saya punya dua ekor sapi, yang kena hanya satu. Sampai sekarang belum ada mantri hewan yang datang,” ucapnya.
Di sisi lain, sejumlah peternak di desa lain mulai waspada dan mengambil langkah pencegahan, seperti membersihkan kandang secara rutin dan membatasi akses ke area ternak.
Kasus ini menambah keprihatinan atas potensi meluasnya wabah PMK di Ponorogo.