PALEMBANG – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengkritisi anjloknya harga serapan gabah di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), yang bahkan tercatat lebih rendah dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia.
Sudaryono, yang akrab disapa Mas Dar, menegaskan bahwa harga serapan gabah di Sumsel saat ini tidak mencerminkan Harga Pokok Penjualan (HPP) yang sudah ditetapkan sebesar Rp6.500 per kilogram. Ia mengingatkan pentingnya serapan gabah secara optimal, terutama di tengah musim panen raya.
“Jangan sampai swasembada ini layu hanya gara-gara serapan, Pak. Saya menyampaikan HPP Sumsel ini paling rendah dibanding Provinsi lain,” ujar Sudaryono dalam Rapat Koordinasi bidang Pangan di Kota Palembang, Sumatera Selatan, pada Senin (13/1).
Lebih lanjut, Sudaryono mengungkapkan bahwa pemerintah telah memberikan berbagai bantuan untuk mendongkrak produksi pertanian, salah satunya dengan peningkatan volume pupuk yang kini mencapai 9,5 juta ton, dua kali lipat dari volume sebelumnya yang hanya 4,5 juta ton. Meski begitu, ia mencatat bahwa serapan pupuk di Sumsel pada tahun 2024 masih tergolong rendah, baru mencapai 79 persen.
“Terkait pupuk, Provinsi Sumsel tahun 2024 nebus pupuknya baru 79 persen. Jadi memang belum bisa maksimal. Dan kami berharap, prestasi yang sudah dicetak sesuai arahan Presiden pupuk yang dulu sulit prosesnya yang mengular dan seterusnya, Alhamdulillah, pupuk di 2025 sudah selesai. Sehingga mulai 1 Januari pupuk harusnya tersedia di kios-kios,” tambahnya.
Sudaryono juga menyampaikan optimisme terkait potensi besar Sumsel, terutama dengan keberadaan sumber daya air yang melimpah, yang diyakini dapat mempercepat tercapainya swasembada pangan. Ia pun berharap Sumsel dapat menjadi lumbung pangan bagi Indonesia ke depan.
“Kementerian Pertanian telah memulai optimasi lahan rawa, dengan target mencetak 160 ribu hektar lahan sawah baru pada tahun ini,” jelas Sudaryono. Ia mengingatkan agar bupati segera melaporkan Calon Petani Calon Lahan (CPCL), karena laporan tersebut belum lengkap.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menegaskan bahwa peran Bulog sangat penting dalam menyerap gabah hasil panen raya. Menurut Zulhas, Bulog harus segera bertindak untuk memastikan penyerapan gabah berjalan lancar, agar tidak ada petani yang dirugikan.
“Peran Bulog sangat penting. Jika tidak segera diserap, kami yang akan mendapat tekanan dari Presiden dan Menteri Pertanian,” kata Zulhas.
Diharapkan, melalui kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan pihak terkait, sektor pertanian di Sumsel dapat berkembang lebih baik dan memberikan kontribusi signifikan bagi swasembada pangan di Indonesia.