LUWU TIMUR – Dalam upaya memperkuat industri pertambangan berkelanjutan, Wakil Ketua Komisi XII DPR RI, Sugeng Suparwoto, melakukan kunjungan langsung ke PT Vale Indonesia di Desa Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Sugeng mengungkapkan bahwa setelah divestasi tahun lalu, kepemilikan Indonesia di PT Vale kini mencapai 54 persen, dengan MIND ID menguasai 30 persen saham dan 20 persen saham diperdagangkan di pasar publik.
Langkah ini memberikan kontrol lebih besar bagi Indonesia dalam industri nikel yang menjadi komoditas strategis dunia.
Kunjungan ini bertujuan untuk memastikan bahwa praktik pertambangan yang diterapkan PT Vale tetap mengedepankan prinsip keberlanjutan.
“Pertambangan memegang peran yang sangat penting dalam peradaban manusia, namun, tanpa memperhatikan keberlanjutan dan kelestarian alam, pertambangan tidak bisa dikatakan manusiawi,” ujar Sugeng dikutip dari Parlementaria, Minggu (16/7/2025).
Selain meninjau proses produksi dan reklamasi pasca tambang, Sugeng dan Tim Komisi XII juga mendalami kontribusi PT Vale dalam mendukung industri energi terbarukan, khususnya dalam produksi nikel matte, bahan utama baterai penyimpanan energi.
Dengan menguasai sekitar 40 persen produksi nikel dunia, Indonesia menjadi pemain kunci dalam rantai pasok global.
Namun, Sugeng mengingatkan bahwa nikel adalah sumber daya tak terbarukan, sehingga diperlukan pengelolaan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
Sugeng juga mengapresiasi upaya PT Vale dalam menerapkan prinsip Environment, Social, and Governance (ESG).
Menurutnya, PT Vale telah menunjukkan komitmen tinggi dalam menjaga lingkungan, menerapkan tata kelola yang baik, serta melakukan reklamasi tambang dengan serius.
Dampak Ekonomi
Dari sisi ekonomi, PT Vale memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian daerah, dengan kontribusi sekitar Rp500 miliar per tahun dari skema bagi hasil.
Dana ini menyumbang hampir sepertiga dari total APBD Luwu Timur, yang mencapai Rp1,5 triliun.
Tingkat pengangguran di daerah sekitar juga tetap rendah, sekitar 4%, berkat lapangan kerja yang diciptakan perusahaan.
Namun, terkait hilirisasi nikel, Sugeng menekankan bahwa PT Vale perlu terus mengembangkan produksinya hingga menghasilkan produk akhir seperti nikel kursor, katoda, hingga baterai.
Langkah ini akan menciptakan industri bernilai tambah tinggi, yang dibutuhkan sektor energi terbarukan di masa depan.
“PT Vale Indonesia telah berhasil menjalankan praktik pertambangan berkelanjutan, memberikan dampak ekonomi yang positif, serta berkontribusi dalam industri nikel yang ramah lingkungan dan berkelanjutan untuk masa depan energi hijau,” pungkas Sugeng Suparwoto.***