TEHERAN — Ketegangan antara Iran dan Israel terus memanas. Iran secara terbuka menegaskan akan melanjutkan serangan militernya terhadap Israel selama masih dianggap perlu.
Operasi militer besar-besaran yang dinamai True Promise 3 resmi dimulai pada Jumat malam waktu setempat, sebagai balasan atas serangan Israel ke wilayah kedaulatan Iran.
Pejabat tinggi militer Iran, Jenderal Ahmad Vahidi, mengonfirmasi bahwa gelombang baru dari Operation True Promise 3 kini memasuki fase intensif.
“Operation True Promise 3”—sebutan untuk serangan balasan Iran—akan terus berlanjut selama diperlukan,” tegasnya.
Serangkaian rudal kembali ditembakkan dari wilayah Tehran dan Kermanshah menuju target strategis di dalam Israel, menurut laporan IRNA pada Sabtu.
Ledakan keras terdengar di berbagai penjuru wilayah Israel saat rudal-rudal Iran mendarat, seperti dilaporkan sejumlah media lokal.
Sementara itu, gambar dramatis yang diabadikan warga menunjukkan bola api besar menghiasi langit malam Israel, memperlihatkan dampak serangan secara visual yang sangat nyata.
Serangan Balasan Iran dan Eskalasi di Kawasan
Aksi Iran ini merupakan reaksi langsung atas agresi militer Israel yang dilakukan Jumat dini hari waktu Iran.
Saat itu, Israel menggempur beberapa titik penting di ibu kota Tehran dan kota-kota lain, termasuk kawasan permukiman.
Serangan itu juga menargetkan tokoh-tokoh militer penting Iran, yang dikabarkan menewaskan dua jenderal utama: Mayor Jenderal Mohammad Baqeri dan Mayor Jenderal Hossein Salami.
Sebagai respons cepat, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Seyyed Ali Khamenei, langsung menunjuk para pengganti untuk posisi strategis militer yang kosong.
Di saat yang sama, Khamenei menyampaikan bahwa serangan udara Israel merupakan keputusan fatal yang akan membawa kesengsaraan besar bagi rezim Zionis.
“Rezim Israel telah menetapkan takdir yang pahit dan menyakitkan bagi dirinya sendiri melalui serangan udara terhadap Iran pada Jumat dini hari waktu setempat,” ujarnya.
Menurut Sa’eed Iravani, Duta Besar Iran untuk PBB, korban jiwa mencapai 78 orang dengan lebih dari 320 lainnya mengalami luka-luka.
Serangan Israel dianggap melanggar hukum internasional karena menyasar area sipil di dalam wilayah berdaulat Iran.
Respons Israel dan Situasi Terkini di Lapangan
Di sisi lain, militer Israel juga meningkatkan aktivitas tempurnya.
Kepala Urusan Militer Israel, Israel Katz, menetapkan status darurat nasional sebagai antisipasi serangan balasan dari Iran.
Israel meluncurkan puluhan rudal balistik dalam waktu singkat, sebagian besar menyasar fasilitas strategis Iran.
Pertahanan udara Israel berhasil mencegat sejumlah rudal, namun tidak semua serangan bisa dihindari.
Beberapa rudal Iran berhasil menghantam pangkalan udara Nevatim, yang dilaporkan mengakibatkan luka-luka pada sejumlah tentara Israel.
Pertempuran udara juga terjadi di atas kota Tehran, di mana sistem pertahanan Iran aktif menangkis drone dan quadcopter milik Israel yang berusaha menembus wilayah udara.
Situasi di pusat kota Tehran sempat mencekam pada malam hari akibat kehadiran pesawat tanpa awak tersebut.***